Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rencana unjuk rasa menolak hasil Pemilu Serentak 2019 oleh massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR), hari ini, Rabu (22/5/2019) dimanfaatkan sejumlah pedagang di Kota Medan. Salah satunya seperti terlihat di Taman Budaya Sumatra Utara yang bersebelahan dengan Kantor KPU Sumut, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan. Sejumlah lapak dagangan berjejer rapi, layaknya pusat jajajan.
Salah seorang pedagang es campur, Hendry kepada medanbisnisdaily.com, mengaku meraup untung besar dari momentum 22 Mei ini.
"Semalam mangkal di Lapangan Benteng, acara gladi tentara. 30 mangkuk terjual dari pagi sampai siang. Hari ini di sini," katanya.
Diakuinya, ia biasa menjual dagangannya mulai dari Rp 12.000-Rp 15.000 per porsi. Untuk per mangkuk, warga, Jalan Mahkamah Kota Medan ini mengaku mendapat untung bersih paling sedikit Rp 5.000. Sebelumnya ia sempat berjualan di sekitar Masjid Raya Medan dan rata-rata laku 10 mangkuk. Namun sejak dilarang Satpol PP ia mengaku menjajakan dagangannya berkeliling dengan penjualan relatif sama.
"Kalau hari ini mulai tadi pagi sudah terjual 20 mangkuk. Belum tahu nanti siang," katanya.
Disinggung soal aksi 22 Mei, Hendry mengaku tahu tuntutan massa GNKR. Menurutnya hal itu biasa dalam pemilu. "Namanya orang kalah, wajarlah tidak terima," jelasnya.
Sampai pukul 11.10 WIB belum ada tanda-tanda kedatangan massa GNKR di kantor KPU Sumut. Arus lalu lintas masih berlangsung normal, baik dari maupun menuju kantor KPU Sumut.
Info terkini menyebut, untuk rasa hari ini digelar di Kantor Bawaslu Sumut, Jalan Adam Malik, Medan.