Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Wacana pembentukan Provinsi Tapanuli (Protap) kembali mengemuka. Padahal wacana ini sempat terhenti selama 1 dekade, sejak unjuk rasa pendukung Protap yang mengakibatkan meninggalnya Azis Angkat, Ketua DPRD Sumut saat itu pada 2009.
Senin malam (27/5/2019), wacana Protap itu kembali mengemuka lewat diskusi yang digelar di Literacy Coffee, Jalan Jati II No 1 Teladan Timur, Kota Medan. Diskusi mengangkat tema "Provinsi Tapanuli, Perjuangan Setengah Hati".
Diskusi menghadirkan narasumber anggota DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan; sejarawan dan akademisi Universitas Negeri Medan (Unimed), Erond Damanik dan Ketua Umum DPP Horas Bangso Batak (HBB), Lamsiang Sitompul.
Sutrisno Pangaribuan mengaku Protap adalah sebuah ide besar. Harus diperjuangkan tetapi jangan lagi dengan konflik seperti di masa lalu.
Pandangan berbeda disampaikan sejarawan Erond Damanik. Baginya Protap masih belum terlihat konsepnya. Terkesan masih menunjukkan ego kesukuan. Sehingga menurutnya, jika upaya itu mau diwujudkan harus meninggalkan ego kesukuan.
"Dulu kita kenal Keresidenan Tapanuli yang dibentuk oleh Pemerintahan Belanda. Jika pun mau diperjuangkan lagi, jangan lagi terkesan ego kesukuannya," katanya.
Salah seorang peserta pegiat budaya Batak Tansiswo Siagian berharap upaya pembentukan Protap harus mempertimbangkan aspek sosial dan budaya. Tidak semata-mata ekonomis apalagi politik.
"Konsepnya harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk sosial dan budaya," ujarnya.
Sebenarnya, saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, RUU Pembentukan Provinsi Tapanuli telah disahkan DPR dalam sidang paripurna, Kamis, 24 Oktober 2013, bersaman dengan RUU Provinsi Kepulauan Nias, Kabupaten Simalungun Hataran dan Kabupaten Pantai Barat Mandailing.Pengesahan RUU dua provinsi dan 2 kabupaten di Sumut itu merupakan bagian dari RUU 65 Daerah Otonomi Baru (DOB).
Cakupan Wilayah Provinsi Tapanuli sesuai RUU tersebut terdiri Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbanghasundutan, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga. Soal ibu kota Provinsi Tapanuli saat itu juga masih dalam perdebatan, antara Siborongborong di Tapanuli Utara atau Kota Sibolga.
Namun, perjuangan membentuk Provinsi Tapanuli ini terhenti terkait demonstrasi berbuah kerusuhan di Gedung DPRD Sumut yang berujung tewasnya ketua dewan, Azis Angkat pada 2009. Selain itu, ada kebijakan pemerintah pusat menghentikan sementara (moratorium) pembentukan daerah baru. Moratorium itu hingga kini belum dicabut.