Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kelompok peneliti dari Amerika Serikat beranggapan bahwa kejadian di luar angkasa jutaan tahun lalu memberikan andil tersendiri dalam evolusi manusia hingga bisa berjalan dengan dua kaki. Fenomena yang dimaksud adalah ledakan bintang.
Menurut mereka, 7 juta tahun yang lalu, sejumlah bintang di galaksi Bima Sakti meledak. Kejadian ini terus berlangsung dalam beberapa juta tahun kemudian.
Ledakan ini melontarkan sinar kosmik ke seluruh penjuru antariksa. Bumi tidak terlepas dari salah satu tujuannya. Planet Biru ini kedatangan radiasi dari ledakan bintang itu pada sekitar 2,6 juta tahun lalu.
Radiasi ini menyebabkan sejumlah fenomena di Bumi. Sinar kosmik itu mengionisasi atmosfer dan membuatnya lebih konduktif. Dampaknya, frekuensi serangan petir di Bumi pun meningkat. Hal ini menjadi penyebab kebakaran hebat yang melanda hutan-hutan di Afrika.
Kebakaran tersebut mengubah hutan itu menjadi padang rumput. Semakin sedikitnya pohon membuat para pendahulu beradaptasi dan membuat mereka berjalan dengan dua kaki secara tegap. Hipotesis itu tertuang dalam laporan yang diterbitkan di Journal of Geology.
Jika menarik waktu ke belakang, sejarah berjalannya manusia menggunakan dua kaki berawal paling tidak pada 6 juta tahun lalu. Hal ini diketahui dari temuan fosil primata Sahelanthropus tchadensis di Chad pada 2002 lalu yang berusia 7 juta tahun.
Satu teori yang paling menonjol soal evolusi manusia ini adalah terjadinya perubahan iklim yang mengubah lingkungan. Salah satunya adalah munculnya sabana di tempat yang dulunya ditumbuhi pohon-pohon.
Terkait dengan hal tersebut, Adrian Melott, salah satu penulis dari laporan keterkaitan ledakan bintang dengan kemampuan manusia berjalan dengan dua kaki, mengatakan para pendahulu bisa jadi sudah mulai berdiri tegap sebelum efek radiasi yang dijelaskan dirinya bersama kelompoknya. Meski begitu, ia percaya ledakan itu masih memiliki peranan.
"Kemampuan berjalan dengan dua kaki sudah dimulai lebih dulu, tapi kami pikir ini (ledakan bintang) telah memberikan efek yang kuat," ucapnya, sebagaimana dikutip dari The Guardian.
"Petir telah lama dianggap menjadi penyebab utama timbulnya kebakaran sebelum manusia memegang peranan, dan dengan banyaknya kebakaran Bumi akan mendapat kerusakan di banyak habitat," katanya menambahkan.
Menurut perhitungan Melott beserta tim, bintang yang meledak pada jarak 164 tahun cahaya dari Bumid dapat meningkatkan ionisasi di atmosfer sebesar 50 kali lipat. Itu berarti, jika mereka benar, ledakan bintang di masa depan dapat menimbulkan kebakaran yang lebih besar lagi di Bumi.
Meski begitu, planet yang kita huni ini tampaknya terbilang aman terhadap fenomena seperti itu. Bintang terdekat yang akan meledak dalam beberapa miliar tahun lagi adalah Betelgeuse. Salah satu bintang paling terang di konstelasi Orion itu berada sejauh 642 tahun cahaya dari Bumi.(dtn)