Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pada penutupan perdagangan akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 53 poin atau 0,8% di level 6.456. Level tertinggi IHSG berada di level 6.450 dan terendah berada di level 6.417.
Penguatan IHSG hari ini masih tertopang oleh pelonggaran suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Tak hanya itu, ke depan IHSG diperkirakan akan menembus level 6.600.
"Hal ini seiring dengan adanya rilis laporan keuangan emiten di semester I-2019. Diharapkan adanya peningkatan laporan keuangan emiten menjadi pendobrak IHSG lebih naik lagi," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Jumat (19/7/2019).
Bukan hanya IHSG, mayoritas saham global hari ini mengalami penguatan baik saham bursa Asia maupun Wallstreet. Hal ini disinyalir bersumber dari adanya sentimen positif terkait pernyataan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell terkait akan adanya pelonggaran suku bunga The Fed yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Ekspektasi pasar dan pelaku saham sangat yakin adanya penurunan suku bunga The Fed bahkan FedWatch CME Group memperkirakan adanya penurunan sebesar 50 basis poin (bps) yang akan diturunkan oleh The Fed.
"Saya kira kemungkinan The Fed akan melakukan penurunan sebesar 25 bps dulu di bulan Juli lalu The Fed akan mengevaluasi perubahan yang terjadi dan jika perlu penurunan lagi maka tidak menutup kemungkinanThe Fed akan kembali menurunkan suku bunga acuannya. Saya kira ini akan dilakukan bertahap," kata Gunawan.
Bursa Wallstreet bergerak naik dipimpin oleh penguatan indeks NYSE sebesar 0,371%, lalu diikuti penguatan S&P 500 sebesar 0,284%, selanjutnya Nasdaq 0,269% dan Dow Jones naik 0,011%. Sementara di bursa Asia, Nikkei menguat tinggi 1,99% diikuti kospi naik 1,62%, lalu Korea Composite naik 1,34%, Shanghai 0,79%, Shenzhen 0,75%.
Disisi lain, rupiah mengalami penguatan yang cukup baik yakni sebesar 0,63% di kisaran 13.871/dolar AS. Penguatan rupiah ini menjadi penguatan tertinggi dibandingkan mata uang negara asia lainnya. Penguatan rupiah disinyalir berasal dari baliknya modal asing ke Indonesia meskipun suku bunga sudah turun.
Gunawan mengatakan, adanya penawaran SBR007 dengan pemberian kupon mengambang minimal 7,50% masih cukup baik bagi investor di tengah situasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global saat ini.