Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pargonci (pemusik gondang sabangunan) bagi masyarakat Batak, khususnya penganut Ugamo Malim (Parmalim), mempunyai kedudukan yang istimewa. Mereka setara dengan "Dewa". Penghargaan orang Batak terhadap pargonci itu adalah yang paling tinggi di antara masyarakat tradisi yang ada di dunia.
Demikian dikatakan etnomusikolog Batak Irwansyah Harahap saat bedah bedah buku "Hata Ni Debata" karyanya yang berlangsung di Rumah Budaya Tonggo, Jalan Suprapto, Medan, Jumat malam (9/8/2019).
"Mereka disebut Batara Guru (dewa utama dalam budaya Batak-red). Peniup sarune bolon disebut Batara Guru Na Ihutan, dia yang memimpin reportoar. Nada-nada sarune bolon adalah ungkapan doa," kata Irwansyah.
Irwansyah juga menceritakan pengalamannya dalam menyusun buku ini. Dikatakannya, buku ini merupakan kumpulan pengalamannya sejak mengenal Parmalim pada tahun 1985 sewaktu masih kulihat etnomusikologi di USU.
"Bersama Marsius Sitohang yang merupakan dosen saya, kami pergi Hutatinggi, Laguboti, Balige yang merupakan kampung Parmalim Hutatinggi," katanya.
Irwansyah menambahkan, banyak hal yang ia ulas dalam buku itu. Antara lain filosofis hidup orang Batak yang diungkapkan lewat musik, sejumlah reportoar pargonci yang hanya ada pada orang Parmalim, serta pandangan Parmalim terhadap kebidupan. Ia dan Marsius mengumpulkan sumber-sumber itu dan mulai menyusunnya.
Bedah buku ini dihadiri pegiat budaya, antropolog, sastrawan, pegiat film dan pegiat literasi itu. Antara lain Irwansyah Hasibuan, Idris Pasaribu, Jaya Arjuna, Shohibul Anshor, Thompson Hs dan sebagainya. Mereka mengpresiasi usaha yang dilakukan Irwansyah dalam mendokumentasikan pengalamannya bergelut dalam budaya Batak, khususnya dalam mengulas nilai-nilai musik dalam masyarakat Parmalim.
"Buku ini bisa menambah refrensi kita untuk mengenal lebih jauh tentang Parmalim," kata Thompson yang juga menjadi moderator acara.