Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono mengatakan Indonesia merupakan negara pengekspor gambir terbesar di dunia. Secara umum negara tujuan ekspor gambir Indonesia didominasi oleh India dan diikuti dengan negara tujuan lain seperti Jepang, Pakistan, Philipina, Bangladesh, Malaysia dan beberapa negara di Eropa.
"80% produksi dan pasar ekspor gambir dunia berasal dari Indonesia. Bahkan volume dan nilai ekspor gambir Indonesia dari tahun ke tahun senantiasa mengalami peningkatan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (22/8/2019).
"Berdasarkan data BPS yang diolah Ditjen Perkebunan, tahun 2018 ekspor gambir Indonesia sebesar 18 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai US$ 55 juta. Lebih dari 94% gambir Indonesia diekspor ke India yang digunakan untuk Industri farmasi, astringent lotion dan zat penyamakan kulit," imbuhnya.
Dari sisi hilir, jelas Kasdi, berbagai olahan dan diversifikasi gambir mampu meningkatkan nilai tambah yang dapat mendongkrak pendapatan petani. Bagi sebagian orang, gambir identik sebagai bahan pelengkap kunyahan campuran sirih dan kapur hasil pembakaran cangkang kerang. Namun, gambir menjadi bahan baku bagi kalangan industri farmasi, tekstil, pangan, kosmetik, dan sebagainya.
"Prospek pengembangan gambir sebagai komoditas ekspor masih sangat terbuka. Pasalnya Permintaan gambir di India semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan dalam 5 tahun terakhir volume permintaan gambir Indonesia berada pada kisaran 13-14 ribu ton per tahun," ungkapnya.
Kasdi menambahkan, di India sendiri sebagian besar gambir digunakan sebagai pengganti katha yang diekstrak dari kayu Khair (Acacia cathecu) dan digunakan dalam industri Pan Masala dan Gutkha yang merupakan produk konsumsi dengan cara dikunyah dan memiliki efek stimulan.
"saat ini India membatasi penebangan pohon Khair sebagai upaya konservasi hutan, tanaman gambir memiliki peluang untuk menggantikan pohon tersebut, karena memiliki kemiripan secara karakteristik, tetapi memiliki kandungan fisikokimia (catechins) yang lebih besar daripada khair," sebutnya.
Di Indonesia, lanjutnya, Sumatera Barat merupakan daerah penghasil Gambir terbesar, utamanya Kabupaten 50 Kota yang berkontribusi 50% lebih dari produksi gambir nasional, ke depan diharapkannya produksi dan kualitas gambir Indonesia dapat terus meningkat. Selain aspek kontinuitas, yang terpenting adalah memperbaiki aspek kualitasnya terutama kualitas untuk kepentingan industri farmasi dan penyamakan kulit.
Dia juga menjelaskan ketersediaan benih unggul merupakan faktor penentu untuk meningkatkan produksi dan kualitas komoditas perkebunan yang berdaya saing. Dalam konteks budidaya gambir, ketersediaan benih unggul merupakan salah satu kendala yang banyak dihadapi petani saat ini.
Sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam menghadapi kendala tersebut. Kasdi mengungkapkan Kementan saat ini tengah memacu peningkatan produksi komoditas perkebunan guna mengembalikan kejayaan komoditas bernilai ekonomis tinggi di pasar dunia dengan meluncurkan program BUN500.
"Ini merupakan program penyediaan benih bermutu tanaman perkebunan, termasuk gambir, selain BUN500, tentunya penting untuk memperkenalkan manfaat gambir di ajang-ajang promosi skala Internasional, selain untuk memperluas akses pasar, upaya tersebut juga bermanfaat untuk mengetahui aspek-aspek standarisasi dari tanaman gambir yang dibutuhkan negara pengimpor," tutupnya. dtc