Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Politisi senior Partai Golkar Darul Siska mendesak agar DPP Golkar segera menggelar rapat pleno. Menurutnya rapat pleno diajukan bukan semata untuk meminta pergantian ketua umum, melainkan untuk persiapan Pilkada 2020.
"Tuntutan pleno itu bukan dalam rangka mengganti Airlangga, bukan itu yang substansi. Lebih substansi itu adalah mempersiapkan Pilkada tahun depan agar Golkar lebih siap dari sekarang. Agar orang mau naik kendaraan Golkar. Kalau nggak kan, 'Golkar nggak menarik untuk orang, ah ngapain sih dicalonkan oleh Golkar, mesinnya nggak bergerak," kata Darul, di Hotel Sultan Jakarta, Jl Gatot Suboroto, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).
Darul mengatakan dalam aturan internal partai seharusnya rapat pleno paling tidak dilakukan tiap 2 bulan sekali, tetapi hingga saat ini tak kunjung dilakukan. Terakhir rapat pleno di era kepemimpinan Airlangga digelar pada Agustus 2018 lalu.
"Yang saya ingat selama 2019 belum pernah. Padahal itu kewajiban partai, kewajiban pengurus," ujarnya.
Dia mengatakan rapat pleno nantinya bisa membicarakan banyak hal, tak terkecuali persiapan Munas, tetapi yang lebih utama menurutnya terkait persiapan pilkada. Menurut Darul, Ketum Golkar Airlangga melakukan beberapa pelanggaran internal, misalnya karena belum menggelar rapimnas dan munas.
Darul mengaku sudah ada pihak yang menyurati DPP Golkar untuk mendesak agar dilaksanakannya rapat pleno. Namun dia menilai tidak ada respons dari pengurus DPP dan Airlangga terkait surat tersebut.
"Kan pengurus sudah bikin surat dua kali, pengurus pleno, dewan pembina sudah bikin surat mengingatkan agar segera dilaksanakan rapat pleno. (surat) Ke Ketum, jadi ibaratnya begitu sekarang, 'punya mata tak melihat, punya telinga tak mendengar, punya hati tak merasa'," ujar Wakil Ketua Korbid Kepartaian DPP Partai Golkar itu.
Sementara itu, Wakil Ketum PP AMPG Andi Nursyam Halid juga mendesak rapat pleno segera digelar. Dia sepakat ada hal strategis yang harus dibahas di dalam pleno tersebut, termasuk terkait persiapan Pilkada.
Andi mengatakan kader muda Golkar juga mendesak adanya pergantian kepemimpinan karena Airlangga dianggap tidak menjalankan partai sesuai AD/ART. Ia mengatakan misalnya pada saat pencalegan kemarin, ada caleg asal daerah Sumatera tetapi dicalonkan di daerah Jawa, keputusan penetapan itu dinilai tidak dilakukan di dalam rapat pleno.
"Ke depannya juga, kenapa kami sangat menuntut terjadinya perubahan dan pergantian ketum di Partai Golkar. Karena ada hal-hal strategis ke depan yang seharusnya bisa menempatkan Partai Golkar sesuai dengan posisinya sebenarnya karena Partai Golkar ini sangat seksi sebenarnya," ujar Andi.
Dalam diskusi bertajuk 'Kupas Tuntas Persoalan Aturan dan Mekanisme Partai Golkar' ini turut dihadiri Wakil Ketum DPP Ormas MKGR Arman Amir.dtc