Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Publik sastra di Sumatra Utara sempat bertanya-tanya alasan juri memenangkan Tsi Taura meraih Anugerah Sastra dari Balai Bahasa Sumatra Utara (BBSU) 2019. Salah seorang juri, Damiri Mahmud akhirnya menjawab konfirmasi medanbisnisdaily.com, Sabtu (31/8)/2019).
Menurut Damiri, salah satu penilaian itu ada pada buku kumpulan puisi Tsi Taura berjudul "Pengantin Kabut Laut" yang menurut Damiri telah memposisikan Tsi sebagai penyair.
"Dalam bukunya 'Pengatin Kabut Laut' Tsi memposisikan dirinya penyair. Dia melukiskan pesta pora pemimpin secara tersirat akan tetapi tidak mengagitasi rakyat untuk berontak. Bahkan sebagai empu dia mengajak masyarakat untuk memperbaiki keadaan bagaimanapun kacaunya," kata Damiri.
Selain itu, lanjut ketua dewan juri ini, dalam buku "Ledakan Detik", Tsi mengkritik pendidikan modern yang sekular. Pendidikan yang berasal dari Aristoteles dan Plato menurut Tsi membawa dunia kepada materialisme. Dia menyarankan supaya kembali ke pendidikan berdasarkan moral dan agama, sehingga manusia tidak hanya mengejar kebendaan akan tetapi juga mengasah budi pekerti.
"Saya merasa ia seorang penyair. Penyair juga dalam bentuk, banyak membangkitkan kembali kata-kata yang arkais dan larik-larik yang kental dengan diksi dan idiom berdasarkan aksioma religius," pungkas Damiri.