Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Pilkada Kota Medan berlangsung September 2020. Namun sudah hangat-hangat kuku. Menantu Joko Widodo, presiden RI, Bobby Nasution telah mengambil formulir pendaftaran di sekretariat DPC PDIP Kota Medan, Kamis (12/9/2019). Tapi dia diwakili pamannya Erwan Rozadi Nasution.
Erwan belum bisa memastikan kapan formulir akan dikembalikan. Mungkin, masih menunggu siapa saja rival yang sudah mendaftar. Barulah, sikap diambil.
Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution telah mendaftar pada Jumat (13/9/2019). Dia membawa sapu lidi, sapu ijuk, bunga dan mie balap. He-he, tampaknya itu menyimbolkan sikap Akhyar tentang pemerintahan yang bersih. Dia maju karena dorongan kuat dari kader PDIP di tingkat PAC
Sehari kemudian, Sutrisno Pangaribuan mendaftar pula. Uniknya, mantan Ketua Komisi D DPRD Sumut ini didampingi oleh masyarakat kecil yang selama ini "terlunta-lunta" nafkahnya akibat diabaikan Pemko Medan. Ada juga pedagang korban kebakaran pasar aksara, pemulung dan lain-lain.
Dia dikenal paling vokal menyuarakan ketidakadilan. “Saya ingin menciptakan Kota Medan yang BARU; Bersih, Aman, Rukun dan Unggul," tegas Sutrisno.
Eh, masih ada Maruli Siahaan yang mendaftar pada 14/9 lalu. Pensiunan polisi dengan berpangkat komisaris besar ini datang mengenakan kemeja berwarna merah, warna kebesaran PDIP.
Di hari yang sama, Rion Arios yang sudah 18 tahun jadi kader PDIP juga mendaftar. Pria yang berkarir sebagai wartawan pada 2008-2012 dan berprofesi sebagai pengacara ini ingin memajukan Medan Utara. “Medan Utara selalu tertinggal. Padahal penduduknya padat, pendapatan yang di dapat dari sana besar," ujarnya.
Dengan begitu, sudah ada 5 orang yang datang ke PDIP. Saya kira akan “gugur” empat orang. Atau 3 orang, jika ada yang terpilih menjadi wakil wali kota. Artinya, jalan menuju kandidat masih mendebarkan.
Mungkin, itu sebabnya Bobby Nasution juga berkomunikasi dengan jajaran Partai Nasdem pada Selasa (10/9) lalu dan Gerindra. He-he ada skenario A ada skenario B.
Semakin Ramai
PDIP “laris manis” karena mempunyai 10 kursi alias 20% di DPRD kota Medan, sehingga berhak mengusung calon tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain. Posisi yang sama juga dipunyai oleh Gerindra yang juga meraih 10 kursi di DPRD kota Medan.
Namun “kata terakhir” ditentukan oleh rekomendasi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Tak heran jika Dahnil Anzar Simanjuntak mengklaim telah ditugaskan ikut dalam Pilkada kota Medan.
Tapi kader Partai Gerindra lainnya, Ihwan Ritonga, wakil ketua DPRD Medan masih optimistis. "Sejauh ini masih yakin dapat rekomendasi," ujar Ihwan, Rabu (11/9) lalu. Pendaftaran masih sekitar Juni tahun depan.
Toh, menurut Dahnil, dia datang ke Medan karena diperintahkan Prabowo untuk melihat antusiasme masyarakat kepadanya. "Saya tidak mungkin ke sini kalau pak Prabowo gak nyuruh,” ujar Dahnil, Sabtu (7/9) lalu.
Tapi jangan lupa parpol lain bisa berkoalisi. Sebab, PKS meraih 7 kursi dan PAN 6 kursi. Bahkan, Golkar, Demokrat, dan NasDem sama-sama memperoleh 4 kursi. PSI dan Hanura sama-sama meraih 2 kursi dan PPP 1 kursi.
Setidaknya masih berpotensi muncul dua kandidat lagi. Tampaknya akan muncul lima calon, termasuk calon peseorangan, Edy Ikhsan, seorang akademisi dan tokoh LSM yang sudah gencar menggalang dukungan publik. Wah, semakin seru.