Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Kandidat dari partai politik (parpol) manakah gerangan yang memenangkan Pilkada Kota Medan 2020? Kandidat dari PDIP atau Gerindra kah, yang masing-masing meraih 10 kursi di DPRD Medan? Atau mungkin kandidat dari PKS dan PAN sekiranya kedua partai ini berkoalisi dengan 14 kursi di DPRD?
Atau, apakah akan dimenangkan kandidat dari Golkar (4 kursi), Nasdem (4 kursi), Hanura (2 kursi) dan PPP (1 kursi) sekiranya keempat parpol ini berkoalisi? Marilah kita andaikan jika Demokrat (4 kursi) dan PSI (2 kursi) berkoalisi dengan parpol lainnya.
Pengandaian ini bisa saja berubah jika kelak peta koalisi parpol sudah jelas, siapa berkoalisi dengan siapa.
Tapi bagaimana pun konfigurasi koalisi parpol itu dikocok-kocok, saya lebih percaya pemenang Pilkada akan ditentukan oleh siapa figur yang dijagokan. Bukan ditentukan oleh parpol yang mengusungnya.
Kita masih ingat betapa Susilo “SBY” Bambang Yudhoyono memenangkan Pilpres 2004 dan 2009 tiada lain karena figur SBY. Bukan karena Partai Demokrat dengan segala platform, visi misi, tujuan dan asas partai.
Padahal pemenang Pemilu pada 2004 adalah Golkar. Tapi kandidat Golkar, Wiranto dan calon PDIP Megawati dikalahkan oleh SBY. Terbuktilah bahwa kemenangan parpol dalam Pemilu tidak selalu diiringi dengan kemenangan calon yang diusungnya.
Mirip dengan Pileg 2014, koalisi parpol pendukung Jokowi-JK hanya meraih sekitar 40% suara di parlemen. Tapi ternyata kekuatan figur Jokowi-JK meraih suara 53,15% mengungguli Prabowo-Hatta Rajasa yang hanya 46,85%.
Memang, koalisi pendukung Jokowi-JK menjadi sekitar 60% setelah Golkar, PAN dan PPP yang semula mendukung Prabowo-Hatta menyeberang ke koalisi Jokowi
Berbeda dengan kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019 tak bisa disebut karena empat parpol pendukung Jokowi masuk dalam lima besar. Sebab, Pilpres dan Pileg diselenggarakan bersamaan. Jangan-jangan sukses koalisi PDIP cs itu justru karena mencalonkan figur Jokowi.
Saya kira andaikata PDIP tanpa Megawati Soekarnoputri, partai ini tidak akan memenangkan Pileg 2019. Gerindra pun tidak akan tampil sebagai runner up tanpa kepemimpinan Prabowo Subianto.
Dalam hal Pilkada Kota Medan, faktor figur pun sangat menentukan. Janganlah mengandalkan perolehan suara pemilihan di legislatif. Tapi berlomba-lombalah menampilkan figur yang memahami kebutuhan dan harapan rakyat.
Jangan lupa masih ada calon perseorang yang bisa menjadi referensi untuk komparasi kekuatan figur. Bukan cuma melirik kekuatan antarkandidat yang diusung parpol pesaing.
Fenomena ini juga berlaku dalam menentukan kandidat Wakil Wali Kota. Janganlah otomatis kandidat Wakil Wali Kota berasal dari parpol mitra koalisi tanpa melihat kekuatan sosok figurnya.
Saya kira, parpol perlu mengidentifikasi kecenderungan politik masyarakat kota Medan, baik secara kultural, sosiologis, ideologis dan psikologis. Tabik!