Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kapolda Sumatra Utara (Sumut), Irjen Pol Agus Andrianto, meminta Keuskupan Agung Medan beserta staf untuk tetap berkontribusi membantu Polri dalam menjaga stabilitas Kamtibmas diwilayahnya masing-masing, yakni melalui gereja, lembaga pendidikan, dan lingkungan yang ada di Keuskupan agungnya.
Hal ini disampaikan Kapolda, saat menerima kunjungan audiensi Keuskupan Agung dan rombongannya di ruang perjamuan lantai II Mapolda Sumut, Selasa (22/10/2019).
"Selain itu, agar (Keuskupan Agung) tidak henti-hentinya menebarkan kebaikan dan kedamaian," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Agus juga mengucapkan terima kasih kepada keuskupan Agung Medan yang memiliki sebanyak 500-600 ribu jiwa umatnya, siap menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Medan dan Sumut dengan berbagai cobaan permasalahan yang selama ini terjadi.
Begitupun Agus juga mengingatkan kepada para Keuskupan Agung, apabila melihat, mendengar, atau merasakan adanya golongan-golongan atau suatu kelompok serta paham radikal yang intoleran terhadap pemerintah agar diserahkan kepada pihak kepolisian untuk mempermudah proses hukumnya.
"Kedepan masih ada 23 pemilihan kepala daerah yang ada di Sumut. Maka dari itu kita harus mulai melakukan pendekatan di segala bidang untuk menghindarkan masyarakat dari pengaruh negatif, serta sifat mengadu domba yang sangat berbahaya dalam kehidupan masyarakat," jelasnya.
Jenderal Polisi bintang dua ini menerangkan, dalam kinerjanya Polri bekerja sesuai dengan kalender kamtibmas yaitu statis dan dinamis. Dimana kalender statis adalah yang mengatur pengamanan dalam hari-hari besar seperti natal, tahun baru, idul fitri, dan lainnya
"Oleh karena itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Polri untuk memantau dan mengamankan hari-hari besar tersebut," sebutnya.
Untuk itu, Agus menyampaikan, bahwa apa yang sudah dibangun dalam keuskupan Agung Medan, seperti dalam bidang pendidikan telah sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia. Agus mengaku, untuk itu Polda Sumut sangat mendukung program Keuskupan Agung tersebut.
Namun Agus menyarankan, agar pihak kampus dapat menginventarisir mahasiswanya termasuk kelompok dan geng dari luar program kampus yang bersifat ilegal. Selain itu, ia mengaku juga telah meminta Kapolrestabes Medan dan Dirreskrimum untuk menindak tuntas para pelaku kekerasan yang ada di kampus, dan kepada Dirresnarkoba Polda Sumut untuk dapat mengusut tuntas pelaku pengedaran narkoba dilingkungan kampus.
Sementara itu, Uskup Agung Kornelius mengucapkan terima kasih atas inisiatif keamanan yang selama ini diberikan kepolisian terhadap Gereja-Gereja keuskupan di Medan, karena tanpa diminta pun akan datang untuk melaksanakan pengamanan dalam hari-hari besar keagamaan. Selain itu ia juga mengaku, bahwa Keuskupan Agung Medan siap untuk bekerjasama dengan kepolisian dalam menjaga kemananan di wilayah Sumut.
Senada, Campus Ministry Unika, Emmanuel Sonny menyampaikan, bahwa ada 89 sekolah kepengurusan keuskupan Agung Medan yang tersebar mulai dari Tebing tinggi sampai dengan Aceh Tenggara, dan memiliki murid mencapai 33.800 murid yang mayoritas Protestan.
Ia menyebutkan, sekolah-sekolah ini sangat membutuhkan kerjasama terhadap kepolisian karena banyak sekali siswa yang sudah mulai menyimpang kepada kenakalan remaja seperti membentuk geng motor, dan yang paling ditakuti adalah terkena narkoba.
"Kami membutuhkan kehadiran Polisi untuk mengatasi kenakalan remaja yang selama ini terjadi dengan cara-cara preventif ataupun preemtif, serta berharap dapat melakukan pengecekan narkoba kepada murid sekolah," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unika Frietz R Tambunan mengaku, bahwa pihak Universitas memang telah mendeteksi adanya tindakan kelompok mahasiswa yang mengadakan kegiatan diluar izin universitas, seperti perpeloncoan, kekerasan, serta pelecehan melalui inagurasi. Oleh karena itu ia berharap dan meminta kepada kepolisian untuk ikut dan turut campur tangan dalam memberantas berbagai permasalahan yang ada di kampus karena ditakutkan akan berimbas kepada para Junior-Junior selanjutnya.
"Universitas juga telah mencurigai adanya lokasi didekat Kampus yang menjadi tempat pengedaran narkoba oleh para mahasiswa. Kepolisian diharapkan dapat menyelesaikan secara tuntas masalah narkoba maupun geng-geng yang terbentuk diluar restu universitas," tandasnya.