Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Setelah mendapatkan angin segar dari kebijakan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) hingga naik signifikan, harga emas kini kembali tertekan. Harga emas yang sempat menembus level US$ 1.500/troy ons, kini anjlok ke US$ 1.486,2/troy ons.
"Saat Bank Sentral AS memangkas besaran suku bunga acuannya, tren pelemahan mata uang dolar AS membuat harga emas melonjak. Tapi kini justru anjlok karena Cina dan AS diperkirakan akan kembali melakukan dialog dan pelaku pasar sangat yakin tercipta kesepakatan diantara keduanya. Apalagi, sejumlah pejabat dari kedua belah pihak turut melakukan hal yang sam yakni melontarkan pernyataan yang bernada positif sehingga memunculkan rasa optimis," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Rabu (6/11/2019).
Dikatakan Gunawan, sikap AS dan Cina membuat investor akan memperhitungkan kembali portofolio emasnya. Apalagi beberapa hari terakhir, harga emas kembali tertekan. Dan masyarakat harus mengetahui beberapa hal, jika kesepakatan dagang antara AS dan Cina tersebut tercapai maka emas berpeluang untuk mengalami penurunan dalam jangka pendek. Namun, jika sebaliknya, maka langsung saja membeli emas.
Menurut Gunawan, untuk saat ini jangan membeli emas dulu karena potensi turunnya masih ada. Disarankan, lebih baik melakukan pemantauan secara terus menerus agar memiliki momentum waktu yang tepat untuk membeli emas.
"Saya melihat secara teknikal emas juga akan sulit menembus level US$ 1.500/Troy ons sampai terkonfirmasi sentimen fundamental yang mampu menggerakkannya," katanya.