Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Impor Sumatra Utara (Sumut) periode Januari-Oktober 2019 jeblok sebesar 11,94% menjadi US$ 3,738 miliar dibandingkan periode sama tahun 2018 senilai US$ 4,245 miliar. Penurunan impor dipicu oleh masih lesunya sektor industri pengolahan di Sumut sehingga permintaan produk bahan baku ikut terpangkas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, penurunan impor Sumut disumbang oleh penurunan golongan barang modal sebesar 18,24% menjadi US$ 486,833 juta dari sebelumnya US$ 595,462 juta. Kemudian impor bahan baku penolong turun 8,85%% menjadi US$ 2,933 miliar dari sebelumnya US$ 3,218 miliar dan barang konsumsi turun 26,26% menjadi US$ 318,590 juta dari sebelumnya US$ 432,025 juta.
Ketua BPD Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) Sumut, Dianto MS, mengatakan, sejumlah produk bahan baku penggunaannya secara periodik. "Tapi tentu kondisi ekonomi global ikut juga memengaruhi karena berdampak terhadap industri kita. Hal itu otomatis langsung memengaruhi permintaan barang modal," katanya, Jumat (6/12/2019).
Data Badan Pusat Statistik (BPS), dari 10 golongan barang utama, impor mesin-mesin/pesawat mekanik turun 4,53% (US$ 23,734 juta), bahan bakar mineral turun 40,81% (US$ 260,074 juta), ampas/sisa industri makanan turun 5,46% (US$ 15,332 juta), plastik dan barang dari plastik turun 3,96% (US$ 8,642 juta), bahan kimia anorganik sebesar 9,45% (US$ 23,765 juta), mesin/peralatan listrik turun 23,46% (US$ 63,929 juta) dan gandum-ganduman turun 12,30% (US$ 20,703 juta).
Dikatakan Dianto, pemerintah juga sedang memperketat sejumlah produk impor untuk menjaga neraca perdagangan. Karena secara nasional, jarak ekspor dan impor sangat dekat bahkan ada beberapa periode terjadi defisit neraca perdagangan. Karena itu berlaku secara nasional, maka importir Sumut juga mengurangi sejumlah produk yang pada periode sebelumnya masih di order.