Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Marelan. Direktur RS Eshmun, dr Rudi, didampingi kuasa hukum rumah sakit, Hartono SH dan orang tua pasien yang ingin menjual ginjalnya, Rico Harapan Simanjuntak, menggelar temu pers terkait pemberitaan yang sempat dilansir di sejumlah media yang dinilai merugikan, di ruangan Lantai III RS Eshmun Medan Marelan, Kamis (9/1/2020).
Direktur RS Eshmuni, dr Rudi mengatakan, pemberitaan yang melansir tentang orang tua pasien, Rico Harapan Simanjuntak (43) yang hendak menjual ginjal untuk menebus biaya perobatan anakya di RS Eshmun, sangat merugikan pihak rumah sakit, sebab sejak pasien RH (1,2) masuk rumah sakit pada 24 Desember hingga pasien dirawat di ruang ICU, pihak rumah sakit tidak ada meminta keluarga pasien membayar biaya perobatan.
Bahkan kata dr Rudi, mengingat RH adalah pasien dari keluaga miskin yang tidak memiiki BPJS, sejumlah perawat secara patungan membelikan susu dan pamfes untuk pasien dan dokter spesialis anak juga menyatakan tidak mau dibayar honornya, karena ikhlas memberikan pertolongan kepada pasien RH yang mengalami retak bagian kepala akibat benturan saat jatuh dari tempat tidur.
"Pada tanggal 6 Januari, saya terkejut membaca sejumlah pemberitaan media online maupun dan media sosial yang isi beritanya sangat menyudutkan RS Eshmuni," kata dr Rudi.
Padahal, kata dr Rudi, pihaknya telah menghubungi sejumlah yayasan sosial untuk menanggulangi biaya perobatan penyakit yang diderita oleh RH yang kelihatan sudah membaik.
Sementara Rico Harapan Simanjuntak warga Jalan Durung III Lingkungan 19 Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, mengatakan, dirinya berhajat menjual ginjalnya karena rasa kasih sayang kepada RH.
"RH yang masih berusia 1 tahun 2 bulan adalah anak kandung Maisyarah. "Saya adalah suami sambungan Maisyarah yang saya nikahi beberapa bulan lalu," kata Rico.
Terkait tidak adanya BPJS Kesehatan maupun surat keterangan miskin, agar RH mendapat keringanan saat dirawat di rumah sakit, Rico menjawab, "Untuk mendapatkan surat miskin saja terasa sulit, padahal saya benar-benar miskin, apalagi mendapatka BPJS Kesehatan dari keluarga miskin, itu juga semakin sulit," ujarnya.
Ketika ada wartawan bertanya bagaimana cara membayar biaya rumah sakit RH yang dirawat, secara spontan Rico mengatakan akan menjual ginjalnya agar dapat membayar biaya perobat.
Rico juga mengucapkan terima kasih kepada seorang anggota dewan yang bersimpati padanya dan sebuah perusahaan yang mencurahkan perhatian untuk melunasi biaya rumah sakit tempat RH dirawat selama13 hari, sekitar Rp 9.450.OOO.
"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Direktur RS Eshmun dan dokter spesialis dan para perawat yang telah memberikan pelayanan terbaiknya," ujar Rico. RH yang telah membaik kondisinya pada hari Selasa (7/1/2020) dibolehkan pulang oleh dokter.