Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Beragam ungkapan kekecewaan dicuatkan para pegiat pengembangan pariwisata di kawasan Danau Toba menyusul kebijakan Pemprov Sumatra Utara yang meniadakan penyelenggaraan Festival Danau Toba (FDT) tahun ini. Ada yang menganggap pemerintah tidak serius menjadikan danau terbesar di Asia Tenggara menjadi lebih baik sebagai kawasan pariwisata kelas dunia. Ada pula yang mengatakan pemerintah tidak punya kemampuan menciptakan even menarik guna memikat wisatawan asing.
Namun demikian berbeda halnya dengan Ketua Komisi E DPRD Sumut, Dimas Tri Adji. Dia justru setuju dengan sikap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Ria Telaumbanua, yang memutuskan FDT dihentikan pelaksanaannya dan dilanjutkan tahun depan.
Acuannya, ungkap Dimas, adalah pelaksanaan FDT tahun 2019. Di mana saat itu (Desember), festival tahunan tersebut bisa dikatakan gagal total. Tidak berhasil menjadikan FDT sebagai momen fenomenal yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya dari mancanegara.
"Kalau pelaksanaan tahun 2019 yang dijadikan acuan, saya kira sudah tepat Pemprovsu meniadakan FDT 2020," tegas Dimas yang berasal dari Partai Nasdem menjawab medanbisnisdaily.com, Minggu (12/1/2020).
Baca Juga: Tahun 2020 Festival Danau Toba Ditiadakan, ini Alasannya
Gubernur Edy Cari Bentuk Kegiatan Lain Gantikan Festival Danau Toba
Dimas menyatakan FDT bukan ditiadakan total. Sebagai pelaksana, Disbudpar sedang memikirkan dan merencanakan format baru yang lebih menarik. Tidak seperti selama ini.
"Seperti apapun format pelaksanaan FDT ke depan dan bagaimanapun bentuknya, pemerintah harus melibatkan semua stakeholder dalam penyusunannya. Lebih banyak melibatkan komunitas lokal, adakan FDG yang lebih intens dari sebelumnya dengan stakeholder tersebut," tegas Dimas.
Sebagaimana diketahui, karena alasan pelaksanaan FDT yang direncanakan berubah jadwalnya, oleh Ria Telaumbanua diputuskan tahun 2020 penyelenggaraannya ditiadakan. Akan dilaksanakan kembali pada 2021. Semula diadakan pada bulan Desember digeser menjadi bulan Juni. Bersamaan dengan masa libur sekolah sehingga harapan jumlah pengunjung lebih banyak dapat tercapai.
Perubahan jadwal tersebut sudah disepakati dengan Badan Pengelola Otorita Danau Toba.