Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com. Sempat lama terbengkalai dan tidak terawat, saat ini air terjun (sampuren istilah setempat,red) Sikulikap, Desa Doulu, Kecamatan Berastagi, seakan kembali pada kejayaannya seperti di era tahun 80 dan 90-an. Keindahan alam serta panorama Sikulikap yang memiliki kekhasan tersendiri, tidak jarang membuat wisatawan lupa waktu.
Menjadikan kembali Sampuren Sikulikap menjadi salah satu primadona tujuan wisata di Kabupaten Karo seperti dulu, bukanlah merupakan hal yang mudah, apalagi sempat lama terbengkalai. Ide, gagasan, serta imajinasi untuk memoles kawasan hutan sekitar air terjun, merupakan “PR” berat. Mimpi dua pemuda Karo alumni IPB, Ardian Surbakti dan Kristian Ginting, kini seakan mulai membuahkan hasil.
“Sejak kerjasama kita dengan Kehutanan Provsu melalui UPT Balai Tahura terjalin, kami mulai mengemas tempat ini. Ketika libur Tahun Baru 2020 lalu, seribuan orang perharinya berkunjung menikmati udara segar serta indahnya panorama yang tidak akan di dapatkan oleh wisatawan di kawasan perkotaan”, ujar Ardian didampingi Kristian, kepada medanbisnisdaily.com Minggu (12/1/2020).
Lebih lanjut Ardian Surbakti warga Desa Semangat Gunung yang merupakan alumni Agribisnis IPB dan Kristian Ginting warga Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka, alumni Silvikultur Kehutanan IPB itu berujar. Langkah pertama yang digagas oleh keduanya dalam mengenalkan kembali kawasan Sampuren Sikulikap adalah pembenahan sejumlah titik spot foto.
Hal itu dianggap penting, seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi. Dimana saat ini, wisatawan paling suka melakukan selfie. Lokasi dan tempat yang menarik untuk berfoto, diyakini sebagai salah satu daya tarik untuk memikat turis. Pembangunan sejumlah titik spot, mulai dari pintu masuk rimba sampai kawasan air terjun, dibangun dan dikemas dengan nuansa jungle (hutan).
“Walau ada penambahan bangunan berupa titik spot foto, rest area (peristirahatan), dan lintas jungle trek, konsepnya tetap bernuansa jungle. Kesan berwisata di hutan tetap kita jaga. Karena itulah yang menjadi daya tarik tersendiri berwisata ke Sampuren Sikulikap. Ini harus dijaga dan tidak boleh dihilangkan,” ujar keduanya.
Sejumlah wisatawan lokal Sumut yang ditemui medanbisnisdaily.com di lokasi wisata mengatakan, cukup puas dengan panorama kawasan Sampuren Sikulikap. Perjalanan sekitar 1 kilometer dari pintu masuk hingga lokasi jatuhnya air terjun, tidak terasa jauh. Hal ini seiring indahnya latar belakang pemandangan sambil berfoto ria.
“Asik bang, view nya indah. Jarak tempuh juga tidak lama. Biaya bertamasya kemari relatif murah. Bawa makanan dari luar juga boleh, tinggal pilih di pondok mana menyantap hidangan yang kita bawa. Pengelolanya ramah dan tempat parkir tetap dijaga oleh petugas. Tidak ada beban meninggalkan kenderaan dalam menikmati liburan” ujar Hermansyah wisatawan asal Kota Medan.