Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Jika kita melintasi Medan-Tebing Tinggi saat dinihari, kita sering melihat orang berseragam Korpri menyetop bus. Sebutlah, di Sei Rampa, dan mungkin dia hendak bekerja di Kantor Bupati Deli Serdang di Lubukpakam atau malah ke Kota Medan. He-he, inilah orang yang mencari makan atau nafkah di kota, tetapi tinggal di luar kota.
Saya kira orang ini cerdas. Sangat mungkin dia memiliki rumah sendiri di luar kota, karena harga tanah masih murah dibanding di Medan, atau Lubukpakam yang dekat dengan Bandara Kualanamu. Padahal, dengan gaji sebutlah Rp 3 atau 4 juta sebulan, dia harus mengetatkan ikat pinggang jika harus mengkredit rumah dan tinggal di kota.
Bayangan ini melintas di pikiran saya mengingat masih banyaknya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Medan dan sebagainya yang belum punya rumah. Menurut data, Indonesia masih mengalami kekurangan pasokan (backlog) rumah hingga 10 juta unit lebih rumah.
Nah, barangkali jika penduduk berdiam secara menyebar di luar kota, sebutlah di antara Medan-Tebing, Medan-Berastagi atau Medan-Langkat, mungkin kekurangan rumah itu akan terjawab. Hal ini sekaligus juga menginspirasi bahwa lokasi industri, tempat orang bekerja dan mencari kerja, alangkah baiknya juga menyebar di luar kota. Orang tak lagi berdesak-desak tinggal di kota yang membuat harga tanah tinggi, sehingga kalangan MBR sulit mempunyai rumah.
Sebaiknya pula instansi yang mengeluarkan izin bagi industri juga mempunyai backmind untuk menyebarkan lokasi industri dan tidak hanya terpusat di kota besar. Tak ada salahnya jika diikuti oleh pembangunan perguruan tinggi maupun sekolah lanjutan juga menyebar ke luar kota, yang otomatis akan diikuti oleh penyebaran transportasi yang tak lagi memusat di kota-kota besar.
Saya terbayang lokasi perkotaan yang tidak padat penduduk dan tidak padat kenderaan akan menyebar. Hidup terasa lebih nyaman, dan hubungan antarkota pun saling isi mengisi sehingga menimbulkan arus barang dan arus gagasan yang dinamis.