Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Sumatera Utara masih relatif lebih rendah dari provinsi lainnya di Indonesia. Khususnya kesehatan bayi. Fakta itu terlihat dari angka prevalensi stunting atau bayi yang ukuran tubuhnya berada dibawah ukuran normal. Baik berat maupun tingginya.
Menjelaskan kepada medanbisnisdaily.com seusai menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi E DPRD Sumut, Kamis (16/1/2020), Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahid Hasibuan, menyebutkan saat ini prevalensi stunting Sumut sebesar 32,4%. Sedangkan di tingkat nasional 30,2%.
Kata Alwi, jika dibandingkan dengan 33 provinsi lainnya di Indonesia kemungkinan angka prevalensi stunting Sumut berada di peringkat 17 - 20. Relatif tinggi. Hingga masa akhir jabatan Gubernur Edy Rahmayadi, pihaknya akan berusaha menekan angka itu menjadi 27,5%.
"Secara bertahap tahun demi tahun prevalensi stunting itu akan ditekan menjadi 27,5% pada 2023," terangnya.
Dijelaskannya, upaya menekan jumlah balita yang mengalami stunting tidak cukup hanya menjaga kesehatan (faktor spesifik). Penjagaan kesehatan hanya berfungsi 30% sehingga stunting bisa dihindari. Yang lebih besar berperan adalah faktor sensitif, yakni lingkungan. Lalu ketersediaan air bersih dan sebagainya.
Oleh karenanya, ungkap Alwi, tidak cukup hanya Dinas Kesehatan yang bergerak jika prevalensi stunting di Sumut hendak diturunkan serendah mungkin. Tetapi juga dinas atau institusi lainnya ikut berperan.
"Itu sebabnya di pusat, sekretariat kepresidenan langsung memimpin progam penurunan angka stunting secara nasional," tegas Alwi.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi E, Hendra Cipta (PAN), memprihatinkan alokasi anggaran untuk sektor kesehatan di Sumut secara nasional berada pada peringkat dua terendah. Ini merupakan gambaran betapa tidak seriusnya Pemprov Sumut mewujudkan Sumut sehat yang pada gilirannya menciptakan SDM unggul.
"Ini harus kita sampaikan ke Gubernur, bagaimana SDM unggul di Sumut bisa tercipta kalau anggarannya kecil," ujar Hendra.