Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kendati berusia masih muda, kaum ibu diimbau agar dapat terus menjaga kesehatan tubuhnya. Pasalnya, diantara sejumlah pasien jantung yang ada di Instalasi Pusat Jantung Terpadu (PJT) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan, pasien penderita katup jantung ternyata banyak diderita oleh kaum ibu yang masih berusia muda.
Kepala Instalasi PJT RSUP Haji Adam Malik, dr Nizam Zikri Akbar SpJP (K) mengatakan, kaum ibu yang menderita katup jantung ini bahkan berada dalam rentang usia 20-an hingga 30-an tahun. Padahal pada usia ini seharusnya, jantung manusia masih dalam keadaan yang sangat sehat.
"Pada kasus katup jantung, umumnya pada usia ibu muda antara 20 tahunan dan usia 30 tahunan," ungkapnya kepada wartawan, Selasa (21/1/2020).
Nizam menjelaskan, penyakit katup jantung ini biasanya disebabkan oleh reumatik. Selanjutnya, reumatik ini berkembang kemudian menjadi katup jantung.
"Jadi memang, semua penyakit jantung, baik hipertensi, koroner, katup ujung-ujungnya bakal ke gagal jantung juga," jelasnya.
Lebih lanjut Nizam menerangkan, Semua penyakit jantung, memang suatu saat akan jatuh pada fase gagal jantung sebelum penderitanya meninggal. Hal itu berlaku baik pada pasien yang mendapatkan perawatan medis secara intensif ataupun tidak.
"Jadi mau diobati atau tidak, ujung-ujungnya akan begini (gagal jantung). Tapi dengan pengobatan, masa hidup pasien bisa lebih diperpanjang," terangnya.
Sementara itu, Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik dr Bambang Prabowo MKes mengatakan, penyakit jantung ini tak ubahnya seperti hipertensi yang bisa dikendalikan. Hal ini supaya bisa dicegah, agar tidak progersif menjadi penyakit.
"Gagal jantung ini memang tidak bisa disembuhkan. Tapi masa hidupnya bisa diperpanjang, karena gagal jantung adalah stage akhir dari seluruh penyakit jantung," tuturnya.
Untuk pasien jantung di PJT RSUP Haji Adam Malik, umumnya berasal dari rujukan sejumlah Provinsi baik Sumatera Utara, Aceh, Pekanbaru, Bengkulu dan sebagian Sumatera Barat.
Setiap harinya, terdapat sekitar 70 sampai 80 pasien sehari, dimana 80% nya atau sekitar 40 sampai 50 orangnya merupakan pasien gagal jantung.
"Setiap harinya ada pasien baru yang bertambah, tapi (jumlahnya) tidak banyak. Jadi Ini lah yang mau kita perbaiki melalui polikilinik khusus gagal jantung, supaya angka kematiannya bisa dikurangi," tandasnya.