Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medan tidaklah buruk-buruk amat, Saudara! Kota ini pusat pendidikan di provinsi ini. Ada banyak perguruan tinggi negeri dan swasta. Jumlah mahasiswanya berjibun yang mendambakan masa depan yang cerah.
Mungkin, beberapa di antara mereka kelak akan ada yang menjadi wali kota. Atau anggota DPR dan DPRD, kepala SKPD. He-he, siapa tahu ada yang menjadi menteri. Atau presiden, ha-ha-ha.
Kota Medan juga pusat perekonomian. Ada mal, plasa, supermarket hingga minimarket. Belum lagi pusat pasar, pajak ikan, Pajak Hong Kong dan sejumlah pasar tradisional.
Masih ada toko-toko, restoran dan kafe. Banyak rumah makan kecil hingga pedagang kuliner pinggir jalan, yang siapa tahu kelak naik pangkat menjadi kelas menengah..
Bayangkan, berapa banyak yang berjualan dan berbelanja saban hari. Pedagang meraih untung dan konsumsi sehari-hari terpenuhi.
Jangan lupa ada sejumlah hotel dan losmen. Termasuk hotel melati. Berapa pula tenaga kerja tertampung. Termasuk kaum buruh di Kawasan Industri Medan dengan industri yang beragam. Dari situlah pajak dan retribusi mengalir ke pundi-pundi negara dan pemerintahan daerah.
Belum lagi mereka yang hidup sebagai sopir angkot, betor dan transportasi online. Tak terkecuali tukang parkir.
Harus dihitung pula jumlah aparatur sipil negara (ASN), baik instansi provinsi, kota dan berbagai lembaga seperti pengadilan dan sebagainya. Termasuk anggota TNI, Polri, dosen dan guru.
Berbagai perbankan juga berdiri. Ada bisnis jasa, kontraktor, eksportir CPO, kopi, karet dan kakao, travel biro, bisnis online, pengacara, notaris, dokter, perawat, pekerja jurnalis, katering, suplayer hingga berbagai event organizier. Dan sebagainya, dan lainnya.
Syahdan, lebih 2 juta warga kota ini memerlukan kota ini. Di kota ini mereka merajut masa depan, berinteraksi secara sosial, politik, kultural, agama dan perekonomian.
Bahwa lalulintas kerap macet, dan selalu digenangi banjir di musim hujan memang ya. Jaringan drainase yang tumpat –yang butuh dana besar -- membuang sampah sembarangan ke sungai hingga semakin sempit dan dangkal adalah sejumlah masalah yang harus dihadapi.
Astaga, belum lagi daerah aliran sungai yang sudah minus hutan penyimpan air. Hingga hulu sungai yang dirambah menjadi vila, losmen atau bahkan kebun sawit di hutan lindung adalah sejumiah problem yang harus ditanggulangi. Baik secara lintas sektoral, antardaerah dan kolaborasi antara pemerintah pusat daerah.
Mengidentifikasi masalah sangat penting daripada asyik menyumpah serapah. Hati boleh panas tapi kepala harus dingin. Mengetahui duduk perkaranya secara konferehensif, mudah-mudahan menjadi pendapat umum yang mencerahkan. Dengan seluruh plus minusnya, betapapun Medan adalah kota tercinta.