Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Azwir Ibnu Aziz menyatakan kesiapannya untuk bisa maju dan berkontestasi dalam ajang pemilihan calon wali kota di Pilkada Medan 2020.
Azwir sendiri hanya bersedia maju apabila melalui jalur perseorangan atau non partai politik. Sebab, dia tidak ingin terikat dan tersandera.
"Kalau independen (perseorangan) saya mau, kalau partai nanti ada keterikatan," katanya ketika dihubungi, Selasa (28/1/2020).
Kata dia, kapan lagi Medan menjadi kota yang berkah. Di mana, 3 wali kota nya secara berturut-turut tersangkut persoalan hukum yakni korupsi.
"Kita prihatin, Medan wali kotanya 3 kali masuk penjara, kalau bisa ini saatnya, ini tidak ada ini, semata-mata untuk melayani masyarakat, prihatin lihat kondisi Medan," jelasnya.
"Kalau dukungan ada saya bersedia, itu aktivitas paling mulia di dunia, melayani orang banyak," tegasnya.
Meksi belum ada melakukan penggalangan kekuatan atau dukungan, Azwir bisa mengumpulkan dukungan sebanyak 50 ribu dari total dukungan minimal 104 ribu untuk bisa mendaftar ke KPU.
"Saya yakin masyarakat udah rindu,
galang kekuatan belum ada, kalau saya gampang 104 ribu dukungan, dari saya 50 ribu sudah ada dukungan, jadi saya minta rekan lain membantu," bilangnya.
Beberapa pekan lalu, sejumlah ormas Islam diakuinya mengajaknya berdiskusi terkait nama-nama yang dianggap layak mendapat dukungan di Pilkada Medan.
"Diskusi soal ini ada, dua minggu lalu, saya pikir hanya main-main cuma dimunculkan juga, kalau real apa salahnya," tukasnya.
Seperti diketahui, sejumlah ormas Islam merekomendasikan 6 nama untuk bisa ikut berkontestasi di Pilkada Medan 2020. Enam nama tersebut dianggap paling banyak berkontribusi untuk kemaslahatan umat Islam.
Chairul Munadi dari Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sumut, menyebut enam nama bakal calon wali kota dan wakil wali kota yang dihasilkan berdasarkan hasil pembahasan ormas Islam adalah Irfan Hamidy, Dedi Iskandar Batubara, Azwir Ibnu Azizi, Latif Khan, Qosim Nurseha dan Abdul Hakim Siagian.