Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Selama tahun 2019, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumbagut bersama Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Pemprov Sumut) dan kabupaten/kota, Bank Indonesia (BI) Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dan Lembaga Jasa Keuangan melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) terus berkoordinasi intensif untuk percepatan akses keuangan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan masyarakat.
Kepala OJK Regional 5 Sumbagut, Yusup Ansor, mengatakan, ada 6 program prioritas TPAKD Sumut untuk mempercepat akses keuangan. Pertama, percepatan pembentukan Jamkrida Sumut. "OJK sangat mendukung upaya Pemprov Sumut untuk mendirikan Jamkrida di Sumut yang diharapkan dapat terbentuk dan beroperasi pada tahun 2020. Jamkrida ini sebagai solusi mempercepat akses kredit kepada UMKM yang belum bankable dan untuk menekan pertumbuhan rentenir," katanya, Kamis (6/2/2020).
Program kedua yakni sinergi program Laku Pandai dan Bantuan Pangan Non Tunai. Untuk program One Village One Agent (OVOA) yang telah berjalan sejak 2017 lalu, secara bertahap mampu merealisasikan 55.079 agen Laku Pandai dengan 4,43 juta nasabah dan tersebar di 33 kabupaten/kota di Sumut.
Yusup mengatakan, Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, dan Kabupaten Langkat merupakan 3 daerah dengan agen Laku Pandai terbanyak di Sumut. OJK juga telah memperluas realisasi program ini melalui sinergi dengan program e-Warong untuk Bantuan Pangan Non Tunai yang saat ini berjumlah 4.457 peserta.
Selanjutnya adalah untuk menuju UMKM Sumut yang bermartabat dan berdaya saing global. Dalam rangka pengembangan UMKM di Sumut, OJK terus mendorong penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh perbankan.
Keempat, penguatan swasembada dan ketahanan pangan sinergi antara pemerintah daerah dengan lembaga keuangan. Itu dilakukan guna mendorong keberhasilan program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) dan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Kelima, optimalisasi sektor kelautan dan perikanan. Untuk itu, Asuransi Nelayan juga telah didorong pemanfaatannya, dimana selama tahun 2019, terdapat 15.732 nelayan yang menjadi peserta dengan pendapatan premi mencapai Rp 2,75 miliar. Jumlah ini terus meningkat setiap tahun dengan pertumbuhan tahun 2019 sebesar 48,57%.
"Program terakhir yang sudah terlaksana adalah akselerasi Gerakan Ayo Menabung. Hingga akhir tahun 2019, terdapat Rp 491,35 miliar dengan 1.556.892 rekening simpanan atau tabungan pelajar. Lingkupnya mencapai 52% dari total siswa di Sumut," kata Yusup.