Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut, Deni S Wardhana, mengatakan, kondisi bisnis perhotelan di Sumut kini benar-benar mengkhawatirkan. Pasca virus corona menjadi pandemi dan pemerintah memberlakukan social distancing untuk pencegahan penyebarannya, banyak hotel yang sudah mulai 'runtuh' karena tidak lagi kedatangan tamu.
Selain itu, salah satu basis bisnis hotel yakni Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) otomatis tidak lagi berjalan karena larangan keramaian, meeting dan lainnya yang mengumpulkan banyak orang.
"Secara keseluruhan, okupansinya sekarang single digit, di bawah 10%. Padahal biasanya di bulan Maret sudah diangka 70%," katanya, Kamis (2/4/2020).
Dikatakan Deni, ancaman memang sudah sangat dekat bagi keberlanjutan bisnis hotel. Sudah ada juga hotel yang memutuskan untuk tutup sementara. Untuk hotel lain, pilihannya adalah merumahkan alias memberikan cuti di luar tanggungan bagi karyawannya. Dan jumlahnya terus bertambah setiap harinya.
PHRI sendiri sudah menyurati pihak-pihak terkait termasuk pemerintah untuk meminta keringanan dalam hal kewajiban-kewajiban. Diantaranya terkait pajak, BPJS, PLN, PAM, gas dan lainnya. Mereka meminta ada penangguhan pembayaran minimal 6 bulan ke depan.
"Namun sampai sekarang belum dapat respon. Kami meminta penangguhan pembayaran terhitung dari Maret hingga 6 bulan ke depan. Diharapkan segera ada respon karena itu sangat penting buat kami," kata Deni.