Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Sampai seberapa lama gerangan pandemik Covid-19 mencekam Indonesia. Sulit memprediksinya. Jika menyimak keterangan Juru Bicara Pemerintah Achmad Yurianto, saban hari masih bertambah lebih 100 orang warga yang ditemukan positif corona. Warga yang sembuh pun lebih sedikit dibandingkan dengan yang meninggal dunia.
Kira berharap hari-hari ke depan berkurang di bawah 100 orang. Lalu, secara bertahap turun di bawah 90 orang, lalu di bawah 80 orang, dan demikian seterusnya hingga dinyatakan terempas ke titik zero.
Progres itu menunjukkan penularan virus corona masih berlangsung. Disiplin menjaga jarak, baik social distancing dan physical distancing, tidak keluar rumah, menghindari kerumunan dan konsisten mencuci tangan, belum berjalan maksimal.
Saya kira tiada pilihan lain harus serius melaksanakan anjuran untuk menghindari penularan virus tersebut. Jika tidak, Indonesia akan semakin lama dihegemoni oleh wabah corona.
Tak pelak, “stay at home” dan“work from home” tak mustahil semakin lama. Libur sekolah dan kampus belum berakhir. Keramaian dan kerumunan orang tetap dilarang. Akibatnya banyak orang yang tak bisa bekerja.
Seminar ekonomi dan rapat pemerintahan dietop, kecuali via online. Event olahraga, kesenian dan hiburan ditunda. Begitu juga kongres partai, ormas dan lainnya. Maskapai penerbangan, kereta api, transportasi darat dan laut kehilangan penumpang.
Dunia pariwista sepi. Imbasnya, okupasi hotel anjlok dan ratusan hotel tutup. Belum lagi mal, plasa, kafe, diskotik dan berbagai tempat hiburan sudah banyak yang tutup sementara.
Bahkan, profesi seperti ustad penceramah, MC, artis, grup musik dan event organizer yang butuh massa kehilangan pekerjaan. Malah juga pesta perkawinan, pesta adat, berbagai reuni disetop sementara. Termasuk kemungkinan penundaan pelaksanaan Pilkada serempak 2020.
Padahal secara kultural, Indonesia memiliki kebudayaan gotongroyong, ramai-ramai. Termasuk secara ekonomi juga membutuhan relasi antara produsen dan konsumen, dan antara penjual dan pembeli. Dunia politik pun memerlukan partisipasi rakyat secara pisik.
Sedemikian meluasnya dampak pandemik corona, tiada jalan lain, kecuali semua anak bangsa harus bersatu melawan virus corona. Kita harus bisa. Mari kita buktikan Indonesia adalah bangsa yang besar. Semoga!