Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat.Setelah pedagang kaki lima, pedagang tradisional, petani, nelayan, buruh pabrik dan supir bus angkutan umum di Langkat yang mengeluh kehilangan mata pencaharian, serta lumpuhnya dan murahnya harga jual produksi pertanian/perikanan akibat pandemi Corona Virus (Covid-19), kini giliran warga di seputaran objek wisata kelas dunia di Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Langkat, mengeluh jatuh miskin.
Kalangan pedagang di Bukit Lawang meminta agar pemerintah/Bupati Langkat segera membuka kembali objek wisata Bukit Lawang. Namun, keinginan masyarakat itu ditolak Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Langkat, karena pandemi corona belum berakhir.
"Para pedagang dan penginapan dengan kapasitas empat atau lima kamar di kawasan wisata Bukit Lawang banyak yang terjerumus ke jurang kemiskinan gara-gara wabah corona yang membuat Pemkab Langkat mengimbau agar kegiatan di lokasi wisata itu ditutup sejak 2 bulan lalu. Untuk memenuhi imbauan pemerintah," ungkap, Ketua Forum Komunikasi Parawisata Bukit Lawang, Bram Wijaya, akhir pekan lalu.
Diungkapkannya, awalnya situasi tenang-tenang saja. Sebab masih ada tabungan buat kehidupan sehari-hari. Namun sejak dua pekan belakangan ini kesulitan ekonomi mulai terasa. Sebagian warga sudah mulai mencari utang ke sana sini buat makan sehari-hari.
Kondisi makin mencekam karena Bukit Lawang yang selama ini aman mulai digerayangi maling bahkan jambret. Pihaknya prihatin karena sampai sekarang belum ada pelakunya yang tertangkap.
Mirisnya lagi, warga Bukit Lawang yang selama ini tidak pernah berharap Bansos, tapi kali ini menyerah dan berharap bansos yang berikut nya mereka bisa menerimanya.
Warga Bukit Lawang benar-benar mati langkah karena yang mereka tahu selama ini mencari nafkah adalah beraktivitas di kawasan wisata itu, seperti berjualan kuliner, suvenir, mendirikan gubuk ditepi sungai untuk wisatawan bersantai, menjalankan hotel, pamandu wisata, dan sebagainya.
"Makanya, tolonglah Bupati Langkat mencabut surat imbauan penutupan Bukit Lawang ini. Kalau tidak masyarakat Bukit Lawang akan datang beramai-ramai ke kantor Bupati Langkat minta kawasan wisata itu dibuka kembali," ungkapnya, sambil menyebutkan, Forum Komunikasai Pariwisata Bukit Lawang akan lebih dulu beraudiensi ke Bupati Langkat dan DPRD untuk membahas soal itu, surat permohonan audiensi telah dilayangkan Rabu 21 Mei 2020 lalu.
Sebenarnya mereka sudah siap membuka kawasan wisata Bukit Lawang dengan pengaturan sesuai dengan protokol yang berlaku. Seperti turis yang datang harus membawa surat kesehatan dari rumah sakit tempat asal turis domestik Selain juga nanti ada cek suhu saat akan memasuki kawasan wisata. Begitu juga dengan turis asing, pihak travel yang menangani mereka harus lebih dulu mencek kesehatannya di rumah sakit setempat.
"Kalau pun misalnya perlu ada penambahan persyaratan lainnya silakan Bupati Langkat selaku Ketua Satgas Covid-19 Langkat menambahinya, asalkan Bukit Lawang secepatnya dibuka," sebutnya lagi.
Bahagia Ginting, Ketua HPI Langkat menolak jika wisata Bukit Lawang dibuka kembali di saat pandemi vorona belum berakhir. Ia minta Bupati Langkat membuka kawasan Bukit Lawang setelah corona mereda.
Menurutnya, terasa aneh saja kalau Bukit Lawang dibuka sekarang ini. Siapa yang bisa menjamin orang yang datang terpapar corona apa tidak. "Sudahlah, jangan dibuka demi kepentingan masyarakat Bukit Lawang," katanya.
Pihak Pemkab Langkat, melalui Dinas Pariwisata belum bisa dimintai tanggapannya, menyangkut asiprasi warga Bukit Lawang tersebut.