Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Lubukpakam. Petani cabai merah di Kecamatan Beringin semakin menjerit. Pasalnya harga cabai ditingkat petani berada dikisaran Rp 3.500 sampai Rp 4.000 per kilogram. Rendahnya harga cabai membuat sebagian petani terpaksa memanennya lebih awal.
“Ini kita lakukan untuk meminimalisir pengeluaran,” kata salah seorang petani cabai Toimin di Dusun Jogja Desa Sidodadi Ramunia kepada medanbisdaily.com,Jumat (2/6/2017).
Ia yang memiliki lahan cabai 18 rante mengatakan merosotnya harga cabai bukan saja berdampak terhadap kondisi tanaman, tapi juga terhadap perekonomian para petani cabai. Ia mengaku masih banyak petani yang belum melunasi utangnya.
“Ya namanya petani pasti ada utang lah. Nah, ini yang juga membuat kita pusing memikirkannya. Sementara harga sangat murah. Untuk menutupi biaya operasional saja kita sudah tak sanggup lagi. Bahkan, panen saja kita lakukan sendiri, tak lagi diupahkan,” papar Toimin.
Hal sama juga diungkapkan petani lainnya, Aryadi dan Selamat Riyadi. Kedua petani cabai ini mengaku kelimpungan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan anak sekolah karena harga cabai yag semakin 'terjun bebas'.
Aryadi misalnya, terpaksa memanen cabai meski masih hijau. Selain untuk mempersiapkan tanah pada musim tanam I pada Juni-Juni 2017, sekaligus untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Ia beralasan, jika menunggu cabai berwarna merah, masih harus menunggu beberapa hari kedepan.
“Kalau menunggu cabai sampai merah juga gak ada artinya,buktinya harga malah semakin turun. Kami meminta kepada pemerintah agar benar dan serius menjaga kestabilan harga,” harap Aryadi. (rinaldi samosir)