Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Batubara. Anjloknya harga cabai merah akhir-akhir ini membuat petani merana. Namun khusus petani cabai di Batubara, luput dari krisis harga itu.
"Petani cabai di Batubara sudah lama panen besar sebelum harga anjlok. Memang masih ada beberapa hektar lagi yang panen, tapi itupun sisa-sisa panen besar yang lalu," kata Kadis Pertanian Batubara, Ajizul Mukahar menjawab medanbisnisdaily.com, Jumat (16/6/2017).
Batubara terkenal sebagai salah satu penghasil cabai merah berkualitas. Desa Lubuk Cuik di Kecamatan Lima Puluh, katanya, dikenal sebagai salah satu penghasil cabai merah yang hasilnya dipasarkan ke beberapa daerah.
"Harga cabai lagi turun. Kemarin saya beli di pasar harganya Rp 10.000/kg. Tahun lalu menjelang lebaran sampai Rp 80.000/kg. Kalau bagi konsumen ya maunya gitu, murah. Gak tahulah kalau bagi petani, susah mungkin ya?" ujar Ina (28), warga Lima Puluh.
Petani cabai merah dari Lubuk Cuik, yang juga Ketua KTNA Batubara, Rosbon Sitinjak mengungkapkan jatuhnya harga cabai merah pasti menyusahkan petani. Namun, keberuntungan masih berpihak pada mereka.
"Kalau ditanya perasaan petani soal anjlok harga pasti hancur. Tapi kebetulan saat kami panen kemarin harga belum terjun bebas. Sekarang petani cabai di daerah kami sedang mempersiapkan lahan untuk menanam," ujarnya.(mahadi sitanggang)