Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Medan. RE Foundation mendukung program pemerintah mewujudkan kawasan Danau Toba sebagai kawasan pariwisata bertaraf global. Upaya yang dilakukan RE Foundation antara lain menggelar lomba kebersihan, keindahan dan kerapian antar desa di pinggiran Danau Toba.
Pembina RE Foundation, RE Nainggolan dalam keterangan tertulisnya , Selasa (20/6), mengatakan, lomba keindahan dan kerapian antar desa di pinggiran Danau Toba sudah digelar sebelumnya pada Februari 2017.
Dia menjelaskan, dalam lomba penilaian tahap pertama itu, desa yang paling unggul adalah Ambarita, Kabupaten Samosir.
Sedangkan tahap kedua, dari 214 desa di pinggiran Danau Toba di 7 kabupaten, telah terseleksi 19 desa masuk tahap akhir penilaian.
Dijelaskan, untuk Kabupaten Samosir, terseleksi Desa Ambarita, Unjur dan Martoba. Kabupaten Toba Samosir (Lumbang Gaol, Parparean II, dan Meat). Kabupetan Humbahas (Simamora, Sinambela dan Tipang). Kabupaten Tapanuli Utara (Sibandang, Sampuran dan Lontung).
Kemudian, Kabupaten Dairi (Silalahi I, Silalahi II, Silalahi III. Kabupaten Simalungun(Tigaras, Sibaganding dan Sihalpe). Kabupaten Karo diwakili Desa Tongging.
RE Nainggolan mengatakan, proses penilaian desa tersebut melibatkan jajaran perangkat daerah.
Menurut mantan Sekdaprovsu ini, sangat perlu terus menumbuhkan sifat mencintai lingkungan dan kebersihan. Ia berharap lomba ini dapat membangun motivasi dan kesadaran di kalangan masyarakat untuk ikut menjaga dan merawat fasilitas umum yang ada agar berguna sesuai dengan fungsinya.
Pemenang lomba akan diberikan penghargaan, uang pembinaan dan hadiah lainnya. Pengumuman dan penyerahan hadiah pada Juli atau Agustus 2017, di desa yang terpilih sebagai pemenang pertama.
Dijelaskannya, lomba itu diselenggarakan RE Foundation, bekerja sama dengan Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli, Radio Republik Indonesia (RRI) Sumut, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut, Yayasan Surya Kebenaran Internasional (YSKI). (mulyadi hutahaean)