Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Langkat. Meski lebaran tinggal 3 hari lagi, namun harga cabai belum juga membaik. Padahal, menjelang puasa dan lebaran, biasanya harga komoditi bumbu dapur ini melambung hingga ratusan ribu per kilogram. Namun, tahun ini, harga cabai anjlok sejak sebelum puasa.
Di Langkat, misalnya, petani menjerit. Berharap harga naik menjelang lebaran menjadi Rp 8.000/kg, namun hingga Kamis (22/6), harga ters merosot ke Rp 6.000/kg di tingkat petani.
"Waktu musim panen Desember 2016 - Februari 2017, harga jual cabai tinggi, saya belum berhasil. Tanaman mengalami kerusakan, kala itu gagal panen. Hasil panen hanya bisa mengembalikan modal,” kata Hamdan, petani cabai di Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Langkat kepada medanbisnisdaily.com.
Iapun mengulangi lagi bertanan cabai. Lahan bekas tanaman cabai ditanami kembali pada pertengahan Februari, berharap, jika panen disaat menjelang lebaran, harga cabai biasanya tinggi di kisaran Rp 25.000-Rp 30.000/kg.
"Pengalaman tahun lalu saat menjelang lebaran harga cabai Rp 25.000/kg. Dan naik terus, pada September, sekitar hari raya haji, harga jual cabai ditingkat petani terus naik ke harga Rp 40.000, jadi saya menimba pengalaman itu. Tetapi nasib memang apes menimpa petani cabai di deretan Sumatera Utara. Kali ini, tanaman cabai cukup baik,produksinyapun bagus, tetapi harga jual yang tidak bagus,” ujarnya.
Dari 6 rantai tanaman cabai dengan biaya Rp 13 jutaan, hasilnya belum bisa dinikmati. Harga modal Rp 11.000 - Rp 12.000/kg, tetapi kini hanya laku Rp 6.000/kg.
Menurut Hamdan, seharusnya harga jual cabai di tingkat petani Rp 20.000/kg atau minimal Rp 16.000/kg. Dengan harga tersebut petani bisa untung Rp 4.000 - Rp 8.000/kg, dengan hitungan modal Rp 12.000/kg.
Jika dipanen secara keseluruhan, tanaman cabai 6 rantai bisa 2 - 2,5 ton, dan jika harga jual Rp 20.000/kg, maka petani bisa meraup Rp 40 juta - Rp 45 juta.
“Kalau harga jual Rp 6.000/kg, jika dipanen semua hanya bisa Rp 12 juta - Rp 15 juta. Karena harga tidak kena, cabai pun terpaksa tak dipanen. Kerugian kita Rp 25 juta - Rp 30 juta,” ungkapnya.
Jasman, petani cabai di Dusun Kelantan, Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, berkisah saat harga cabai Rp 73.000/kg, ia untung hingga ratusan juta.
"Memang saya tanam seluas 13 rantai tanaman cabai dengan modal Rp 12 juta, termasuk untuk pembelian obat-obatan dan pupuk. Kala itu memang harga cukup pantastis, mulai panen November diharga Rp 40.000/kg, terus beranjak naik hingga ke harga Rp 73.000/kg. Total semua saya dapat uang waktu itu Rp 160 juta,” ujarnya.
Dari keuntungan mananam cabai itu, Jasman bisa membangun rumah, beli sepeda motor dan biaya hidup.
“Usai panen Februari lalu, saya belum tanam, dan ini masih menyemai bibit cabai untuk musim tanam Agustus - September mendatang,” ungkapnya. (misnoadi).