Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Medan. Ratusan masyarakat jemaat gereja di Medan menggelar doa bersama mengenangkan almarhum korban serangan pos jaga Mapolda Sumut Ipda Martua Sigalingging, di halaman Mapolda Sumut, Jalan Sisingamangaraja km 10,5, Medan, Senin (26/6/2017) malam.
Hadir Kapoldasu Irjen Pol Rycko Amelza Dahnniel beserta istri serta para pejabat utama Mapolda Sumut.
Juga tampak hadir Ketua Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Medan Martin Manullang, Ketua Badan Kerja Sama antar Gereja (BKAG) Medan Tulus Siahaan yang didapuk memberi sambutan.
"Kita mendoakan agar almarhum yang gugur dalam bertugas diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan. Semoga para penyerang dibukakan hatinya," kata Martin.
Satu per satu perwakilan organisasi yang hadir pun didapuk untuk memberikan sepatah dua patah kata.
"Kita tidak perlu mendendam kepada para pelaku," kata Sigalingging, perwakilan kerabat almarhum di hadapan ratusan peserta doa.
Pendeta kemudian mengajak para peserta untuk menyanyikan kidung pujian di hadapan karangan bunga dengan foto almarhum.
Juga tak lupa para peserta menyanyikan lagu-lagu kebangsaan seperti Maju tak Gentar. Juga tak lupa lagu Gugur Bunga.
Pemandu acara berulang kali meneriakkan slogan Pancasila abadi, NKRI harga mati, Indonesia Merdeka yang diikuti oleh peserta doa.
"Kita berada di belakang Polri untuk mendukung Polri memberantas terorisme," kata pemandu acara.
Kapoldasu Irjen Rycko menyampaikan terima kasihnya pada dukungan masyarakat. "Kita akan berjuang sekuat tenaga melindungi masyarakat dari teror. Kita tak perlu takut," kata Rycko.
Setelah penyalaan lilin, Rycko kemudian mengawali peletakan bunga di depan foto almarhum. Bunga lilin disediakan oleh kepolisian bagi para peserta.
Pos jaga Mapoldasu diserang oleh dua terduga teroris Syawaludin Pakpahan dan Ardial Ramadhana (tewas ditembak) pada Minggu (25/6/2017) dini hari. Kedua pelaku menggunakan pisau menyerang Ipda Martua Sigalingging yang sedang tidur di kamar pos jaga.
Martua tewas luka tusuk. Dari hasil pengembangan, polisi kemudian menetapkan satu tersangka lainnya yakni Boboy (17), yang berperan memantau situasi sebelum penyerangan.
Total ada dua belas orang yang diamankan, termasuk istri Syawaludin, 5 di antaranya masih menjalani pemeriksaan mendalam oleh kepolisian. (iskandar z siahaan).