Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Kisaran. PT Pertamina bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan menggelar operasi pasar (OP) gas elpiji 3 kg di beberapa titik. OP dilakukan karena gas subsidi tersebut langka di pasaran, harganya pun melambung hingga Rp 40.000/tabung di pedesaan dari harga normal Rp 16.000
Ketua Tim Monitoring Elpiji 3 kg Pemkab Asahan, Bahrum, menjelaskan, OP dilaksankan bertujuan untuk menekan harga elpiji 3 kg, sehingga harga benar-benar stabil.
Untuk tahap awal, OP dilakukan di Lapangan Adhi Perdana Polres Asahan, Pangkal Titi Kisaran, Sidodadi dan Siumbut-Umbut. OP menjual harga gas subsidi kepada masyarakat sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 16.000 per tabung.
“Semoga dengan OP harga gas dapat turun dan kebutuhan gas mudah didapat,“ Bahrum kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu, (1/7/2017), di Kisaran.
Bahrum yang juga Kepala Bagian Perekonomi Setdakab Asahan menjelaskan, selama lebaran harga gas melambung hingga Rp 25.000. Hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pemakaian gas subsidi tersebut.
Kemudian, akibat pihak pangkalan menjual gas subsidi ke kedai-kedai, sehingga gas jadi langka di tingkat pangkalan dan harga menjadi naik.
“Dari hasil monitoring tim, kami menemukan sejumlah pangkalan menjual gas langsung kepada kedai dengan jumlah cukup banyak. Dan hal ini sudah kita tegur untuk tidak menjual gas kepada kedai,” sebut Bahrum.
Warga Siumbut-Umbut menyambut gembira digelarnya OP tersebut.
“Kenapa tidak dari sebelum lebaran dilakukan OP, biar kami tidak susah mencari gas. Dan kami juga minta Pertamina dan Pemkab Asahan dapat memberi sanksi kepada pangkalan yang nakal,” pinta seorang ibu saat membeli gas di OP Siumbut-Umbut.
Selain itu, diharapkan OP elpiji 3 Kg terus dilakukan di beberapa daerah, agar harga gas subsidi tersebut benar-benar stabil di pasaran. (indrasikoembang)