Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Medan. Walikota Medan Dzulmi Eldin mendapat kritikan dari buruh pada perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-427 Kota Medan, yang jatuh pada 1 Juli. Pemko merayakannya, Senin (3/7/2017), di Lapangan Banteng, Medan.
Kritikan tersebut disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Provinsi Sumatera Utara (DPW FSPMI Sumut) Willy Agus Utomo.
Willy mengatakan, usia Kota Medan yang sudah ratus tahun tersebut belum juga membuat kalangan buruh meningkat kesejahteraannya.
"Medan kota besar dan salah satu kota industri terbesar di Indonesia, sudah seharusnya walikota juga peduli terhadap nasib para buruhnya" kata Willy, Silalahi Sekretaris FSPMI Sumut Tony Rickson, di kantornya Jalan Raya Medan-Tanjung Morawa KM 13,1 Gang Dwi Warna No 1, Senin (3/72017).
Menurut Willy, selama Medan dipimpin Dzulmi Eldin, terjadi praktek penerapan upah murah terhadap buruh, pekerja kontrak, outsourcing merajalela, banyak perusahaan pelanggar hak normatif bebas tanpa ada sanksi tegas dari jajaran Dinas Tenaga Kerja (Disnaker).
"Upah buruh di Kota Medan sudah sangat tertinggal jauh dari daerah lain di Pulau Jawa, seperti Pasuruan, Sidoarjo, Bekasi, Purwakarta dan Tangerang. Selisih upahnya sudah di atas satu juta rupiah. Padahal, 5 tahun yang lalu selisih upahnya tak terlalu signifikan, bahkan upah di Medan masih di atas beberapa daerah lain," bebernya.
Willy mengungkapkan, hampir 80% buruh yang bekerja di Kota Medan berstatus kontrak, dan nasib keberlangsungan bekerja para buruh terus terancam. Bahkan jajaran Pemko Medan terkesan mengabaikan hal ini.
"Tidak ada lagi istilah pekerja tetap di sini, kapan perlunya saja tenaga buruh dipakai. Justru jajaran Pemko Medan diduga terkesan membiarkan perusahaan biro jasa outsourcing tersebut melakukan pelanggaran," ungkapnya lagi. (dewi syahruni lubis)