Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Medan. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) Dr Anang Anas Azhar MA menilai, JR Saragih berpeluang kuat diusung Partai Golkar dan PDI Perjuangan menjadi cagubsu periode 2018-2023 pada Pilgubsu 2018.
"Kendati JR kader Demokrat, tapi peluang JR Saragih dicalonkan Golkar dan PDIP sangat kuat. Magnet dari Istana mempengaruhi dinamika politik untuk mencalonkan JR Saragih jadi cagubsu," kata Anang Anas Azhar dalam keterangan tertulisnya kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (4/7/2017).
Bupati Simalungun dua periode ini, kata Anang, justru memiliki kans yang sangat kuat. Pengaruh politik di Istana justru menguntungkan JR Saragih.
"Saya melihat ada faktor kedekatan Joko Widodo, Luhut Panjaitan dan Setya Novanto. Pengaruh ini setidaknya ada perubahan peta politik meski JR kader Demokrat," kata Anang yang juga dosen Pascasarjana UIN-SU ini.Indikator kuatnya faktor Istana, lanjut Anang, figur Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar digadang-gadang sebagai cawapresnya Jokowi pada pilpres 2019. Peluang inilah yang menguatkan JR masuk dalam bursa kuat pencalonan pada Pilgubsu 2018.
Lantas bagaimana dengan Ngogesa Sitepu? Anang memprediksi, Ngogesa Sitepu hanya sebagai pendamping. Kemungkinan-kemungkinan politik bisa saja terjadi.
"Kemungkinan itu bisa jadi, Ngogesa hanya pendamping alias cawagubsu. JR Saragih-Ngogesa, atau kemungkinan pahitnya, Ngogesa sama sekali tidak mendapat bagian dalam pilgubsu nanti. Bahkan, kemungkinan itu bisa terjadi pasangan JR Saragih-Edy Rahmayadi yang diusung Golkar-PDIP," kata Anang.
Jika kemungkinan koalisi Partai Golkar-PDIP terjadi, menurut Anang, Partai Demokrat pun kemungkinan merapat kepada dua partai ini mengusung JR Saragih.
"Jika ini terjadi, maka dukungan dominan akan terjadi pada pilgubsu nanti, Golkar 17 kursi, PDIP 16 kursi dan Demokrat 14 kursi," katanya.
Koalisi besar ini, kata Anang, justru berpengaruh kepada partai politik menengah melakukan koalisi, seperti Gerindra, Hanura, PKS, PAN, PPP, PKB dan PKPI.
"Dampaknya, akan memperkecil jumlah pasangan cagubsu/cawagubsu yang akan bertarung di Pilgub 2018," ulas Anang.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Cornel Simbolon, mengatakan, partainya belum ada memutuskan siapa calon yang akan diusung dalam Pilgubsu 2018.
Menurut mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini, Partai Demokrat akan melakukan survei dalam menentukan figur yang akan diusung.
"Keputusan akan diambil berdasarkan survei. Berdasarkan elektabilitas," ujar Cornel kepada wartawan, di Kaldera Cafe, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Senin (3/7/2017).
Menutur Cornel, saat ini belum waktunya berbicara soal siapa calon yang didukung. Karena waktu yang ada masih panjang.
"Tahapan Pilgubsu baru dimulai Oktober 2017. Jadi semua masih cair. Belum ada yang pasti," ujarnya.
Saat ditanya peluang JR Saragih, Cornel menyatakan tentu Bupati Simalungun 2 periode itu merupakan salah satu kader terbaik.
Menurut Cornel, pihaknya akan melakukan survei calon. Keputusan siapa yang akan diusung akan diumumkan pada Desember 2017. (sasli simarmata)