Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Langkat. Keripik cinta berbahan baku ubi kayu (singkong) dengan cita rasa gurih dan pedas laris manis. Pembeli yang datang membelinya sebagai oleh-oleh dan juga kue lebaran Idul Fitri.
Tak tanggung-tanggung, industri rumahan di kawasan Perumahan Asabri Desa Air Hitam Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, yang dikelola Suhendro sejak 6 tahun silam ternyata maju. Hingga kini, ia telah memiliki 71 pekerja.
"Per hari bisa menghabiskan 2 ton singkong. Alhamdulillah mas, sepekan sebelum lebaran lalu hingga saat ini orderan pun meningkat. Bisa 2 ton ubi kayu setiap hari. Padahal, biasanya hanya 1 ton per hari", kata Suhendro ketika ditemui medanbisnisdaily.com di tempat usahanya Selasa (4/7/2017).
Ia menceritakan, bisnis ini dimulai pada enam tahun silam. Bersama almarhumah istrinya, usaha ini diawali dengan mengelola singkong dan pisang menjadi keripik. Awalnya, sistem penjualan yang ia terapkan dengan menitipkan ke kedai-kedai, mulai dari Gebang, Tanjungpura sampai ke Pangkalanbrandan.
Kini usahanya terus berjalan dan ia membuat dengan sengaja tungku dapur dan penggorengan terbuka untuk umum. Pun dengan lokasi usahanya yang terletak di pinggir Jalan Lintas Sumatera (jalinsum). Dengan begini, ia tetap berharap usahanya bisa mendapat masukan dan pelanggan dari banyak orang.
"Pekerja diupah berpariasi. Mulai dari Rp 35.000 sampai Rp 45.000. Ada juga Rp 100.000/hari, tergantung jenis pekerjaan", kata Suhendro.
Pelanggannya, kini bukan hanya sebatas di Kabupaten Langkat. Ia sudah memasarkannya hingga Kota Medan dan Provinsi Aceh. (misnoadi)