Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok melepas lebih dari 15 ribu ekor spat kerang mutiara jenis Pinctada maxima ke perairan sekitar Gili Kondo, desa Padak Guar, Lombok Timur. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari kegiatan restocking guna menjaga keseimbangan stok kerang mutiara di alam yang saat ini makin berkurang.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, restocking menjadi upaya yang sangat krusial dan mendesak untuk dilakukan saat ini demi menjaga keseimbangan stok kerang mutiara di alam. Apalagi saat ini mulai terjadi penurunan ketersediaan induk kerang mutiara di alam akibat penangkapan yang berlebihan. Padahal, komoditas ini menjadi salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya yang diusung KKP.
"Kenyataan saat ini induk kerang mutiara mulai sulit didapatkan. Kita tahu selama bertahun-tahun pengembangan pembenihan kerang mutiara ini lebih banyak menggandakan induk dari alam. Ini berbahaya untuk kelangsungan spesies. Oleh karenanya, kami mulai dorong UPT untuk melekukan pembenihan kerang mutiara, dimana peruntukannya lebih besar untuk kepentingan restocking," kata Slamet dalam keterangannya di Jakarta, Senin (24/7).
Menurutnya, sudah banyak perusahaan pembenih mutiara yang mulai kesulitan mendapatkan sumber induk di alam, dan tentunya ini sangat menghawatirkan bagi keberlanjutan bisnis mutiara di Indonesia.
Sementara perairan Indonesia, khususnya Pulau Lombok dikenal dunia sebagai habitat asli kerang mutiara jenis Pinctada maxima yang terkenal di mancanegara dengan sebutan The Queen of Pearl atau ratunya Mutiara.
Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti beberapa waktu lalu yang meminta kegiatan restocking menjadi program prioritas untuk menjamin keberlanjutan sumberdaya perikanan Indonesia. Menurutnya, saat ini terjadi fenomena kelangkaan induk beberapa spesies ikan ekonomis, sehingga perlu upaya mengantisipasi hal ini.
"Saya minta pak Dirjen Perikanan Budidaya untuk mendorong program restocking sebagai salah saru prioritas untuk mengantisipasi penurunan stok di alam. Disisi lain, kita harus hentikan upaya eksploitasi sumberdaya ikan bagi komoditas yang terancam," ujar Susi.
Untuk itu KKP juga akan mendorong unit-unit pembenihan kerang mutiara milik swasta melakukan hal serupa di seluruh perairan potensial di Indonesia. Sebab, budidaya menjadi satu satunya penyangga sumberdaya kelautan dan perikanan ke depan, karena tidak bisa terus menerus mengandalkan eksploitasi sumber pangan dari alam.
Adapun kegiatan pelepasan belasan ribu ekor spat kerang mutiara tersebut melibatkan kelompok masyarakat lokal yang tergabung dalam Komite Pengelolaan Perikanan Laut (KPPL) kawasan Sambelia yang terdiri dari anggota masyarakat pantai mulai dari tokoh agama, tokoh adat, nelayan, pembudidaya ikan dan pihak terkait lainnya yang dibentuk secara swadaya sebagai bagian peran partisipatif masyarakat dalam menjaga kelestarian SDA kelautan dan perikanan.
Peran serta kelompok masyarakat lokal menjadi bagian penting dalam memberikan edukasi bagi upaya pengawasan kelestarian sumberdaya kerang mutiara. Terlebih pulau Lombok sangat kental dengan aturan lokal yang bisa diberdayakan sebagai instrumen konservasi SDA kelautan dan perikanan. (dtf)