Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Rumah.com Property Index mencatat (RPI) memastikan volume suplai properti mengalami penurunan signifikan di kuartal II-2017, yakni sebesar 9,6%. Capaian tersebut berbanding terbalik jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencatatkan kenaikkan sebesar 11,4%.
Sedangkan untuk harga properti residensial secara nasional berapa pada titik 103 pada kuartal II-2017 atau naik tipis 0,39% dibandingkan kuartal I-2017.
Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan, mengatakan capaian tersebut menandakan harga properti masih berada dalam periode pemulihan dalam tren yang positif.
"Naiknya indeks harga properti yang diikuti turunnya suplai properti secara nasional menunjukkan bahwa pasar mulai berpihak ke arah penjual. Selain penurunan suplai juga mengindikasikan bahwa penjual sedang menahan diri," kata Ike dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (26/7).
Kenaikan indeks harga properti residensial secara nasional pada kuartal II-2017 disebabkan oleh kenaikan di sejumlah kawasan yakni DKI Jakarta (2,4%), Jawa Tengah (4,27%), serta Banten (0,65%). Sementara itu, salah satu wilayah penyuplai residensial terbesar, yakni Jawa Barat, turun sebesar 1,1%. Indeks di Daerah Istimewa Yogyakarta menurun tipis 0,3%, sementara Bali stagnan.
Pada kuartal II-2017, Rumah.com Property Index (Banten) mencapai 103,9 atau naik tipis 0,67% (quarter-on-quarter) dari 103,2 di kuartal I-2017. Kenaikan ini melanjutkan tren positif di mana pada kuartal I-2017 menunjukkan kenaikan 0,19% (quarter-on-quarter).
Sebelumnya, tren harga properti residensial di Banten sempat turun 0,58% di kuartal IV-2016 (quarter-on-quarter). Volume suplai menunjukkan penurunan yang signifikan, sebesar 11,3% (quarter-on-quarter). Rumah.com Property Index menunjukkan peningkatan sebesar 5,8% pada kuartal I-2017 (quarter-on-quarter).
Menurut Ike, kenaikan RPI untuk harga properti di Banten pada kuartal II-2017 terutama disebabkan oleh kenaikan di Kota Tangerang sebesar 1,05% (quarter-on-quarter). Sementara itu, kawasan Tangerang Selatan tidak mengalami perubahan.
"Penurunan indeks untuk suplai properti di Banten pada kuartal II-2017 disebabkan oleh adanya penurunan di dua kawasan penyuplai residensial terbesar di Banten, yaitu di Tangerang dan Tangerang Selatan, masing-masing sebesar 15,8% dan 17,3%," jelas dia.
Sementara itu, Josua Pardede, Vice President Economist dari Permata Bank menjelaskan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2017 diperkirakan meningkat menjadi sekitar 5,0%-5,1% jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (y-o-y).
Peningkatan itu, kata Josua, didukung oleh tetap kuatnya konsumsi ramah tangga, tumbuhnya ekspor, serta perbaikan investasi bangunan dan investasi non bangunan.
Permintaan perekonomian tidak meningkat signifikan pada Ramadan. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain penyesuaian tarif listrik di awal tahun, harga komoditas pangan yang belum turun, pendapatan riil menurun, tahun ajaran baru sekolah serta ekspektasi inflasi yang meningkat pada akhir tahun.
Kenaikan harga properti di tengah pelemahan daya beli masyarakat pada kuartal II-2017 diperkirakan berdampak pada potensi turunnya penjualan properti. Tren perlambatan penyaluran kredit properti terlihat pada Mei kuartal II-2017 di mana KPR rumah tapak tumbuh 7,9% (y-o-y), lebih rendah dari kuartal I tahun ini yang tercatat pada 8,7% (y-o-y).
Menurut Josua, melalui RPI diharapkan dapat memberikan informasi yang kredibel terkait harga rumah/properti sehingga dapat membantu masyarakat dalam mengambil keputusan ke depannya. Dengan demikian, sektor properti Indonesia dapat tumbuh lebih sehat. (dtf)