Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Batubara. Komisi C DPRD Batubara menyesalkan Dinas Pendidikan setempat membangun SMK Negeri 1 Medang Deras di tengah hutan mangrove. Dampaknya, pelajar kesulitan menempuh perjalanan setiap hari ke sekolah.
"Kami tidak pernah diajak berkoordinasi atau sumbang saran atas pembangunan sekolah itu. Mungkin karena sumber dananya dari pusat, mereka merasa mampu menyelesaikan sendiri tanpa harus berkoordinasi dengan kami. Tapi hasilnya ya seperti inilah. Kami sangat sesalkan pembangunan sekolah itu," kata Sekretaris Komisi C DPRD Batubara, Amat Muktas kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (27/07/17).
Walau menyadari sumber dana dari pusat, namun Komisi C setempat merasa harus merasakan dampak pahitnya. Sekarang, masyarakat banyak menuding DPRD terlibat dalam pembangunan sekolah itu. Menyikapi itu, Komisi C dalam waktu dekat akan meninjau lokasi sekolah itu.
"Kami akan tinjau langsung. Walau secara umum saya tahu lokasi itu, tapi akan lebih baik kami turun merasakan betapa susahnya pelajar SMK Negeri 1 itu menempuh perjalan setiap harinya ke sekolah. Saya kaget, kenapa masih ada kondisi yang seperti itu di Batubara ini. Sepertinya kita berada di dunia lain," ujar Amat Muktas.
Ketua Komisi C, Kristian Manurung menambahkan, mereka akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemprovsu terkait persoalan sekolah itu. Juga terkait pembangunan infrastruktur menuju sekolah itu masih harus dibicarakan dengan Pemkab Batubara.
"Mudah-mudahan tahun depan bisa dianggarkan dana pembangunan jalan ke sana. Walau sekarang pendidikan SLTA sederajat sudah berada dalam kewenangan Pemprovsu, tanggung jawab infrastruktur tetap ada di Pemkab Batubara. Saya tahu betul lokasi itu. Dulu pernah dibangun perumahan nelayan di sana, tapi nelayan tidak mau menempatinya," ungkapnya.
Komisi C berharap, agar ada pernyataan pembangunan jalan menuju sekolah itu sebagai kondisi mendesak (force majeure). Dengan demikian pembangunan bisa lebih cepat karena bisa dilakukan tanpa tender.
"Mudah-mudahan Pemkab Batubara mau mengusulkan anggaran pembangunan itu. Karena pasti biayanya tidak sedikit. Kalau tidak salah, mereka pernah mengalokasikan Rp 200 juta untuk bangun jembatan. Nanti saat meninjau lapangan, kita lihat juga mana jembatan yang mereka maksud," ujar Amat Muktas lagi.