Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Metode data satelit yang kini tengah diuji coba Kementerian Pertanian dinilai akan mampu mempermudah pemantauan kondisi pertanian nasional.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, melalui data satelit ini berbagai persoalan di tingkat petani akan semakin terpantau. Mulai dari masa tanam, hingga panen, bahkan ketika terjadi kendala saat penanaman.
"Jadi luas tanam luas panen bisa gunakan satelit. Serangan hama di lokasi mana bisa langsung ke pantau, kan harus seminggu selesai. Lalu tingkat curah hujan, kendala apa bisa langsung ketahuan, padi, jagung, kedelai," ungkap Suwandi di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (27/7).
Satelit akan berkeliling ke titik lokasi-lokasi lahan pertanian di seluruh Indonesia dalam 16 hari sekali. Penangkapan dari satelit dinilai memiliki ketajaman obyek yang lebih tinggi karena jangkauannya mencapai 900 meter per 1 pixel. Sehingga luas lahan, dan produktivitas pertanian bisa terukur lebih tajam.
"Kami bisa liat indeks tanam per tahun. Satelit ini keliling terus. Pas satelit keliling Januari di Subang, masuk fase tanam, kami cek lagi April panen. Kami bisa tau di sana panen berapa kali setahun," terangnya.
Selain itu, metode ini juga akan mempermudah petugas dalam mengambil keputusan. Misalnya ketika data satelit menunjukkan ada wilayah yang sudah memasuki masa panen, maka petugas akan meminta pihak Bulog untuk membeli gabah petani di wilayah tersebut.
"Kalau sekarang sudah panen di sentra sekian, apa yang harus dilakukan pemerintah. Misalnya Bulog harus membeli di situ, atau (lahan) ini sudah terlalu lama tidak ditanam, akhirnya kita turunkan traktor di situ untuk olah tanah," jelasnya. (dtf)