Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis-Sibolga-Ormas MPC Pemuda Pancasila (PP) Kota Sibolga meminta kepada TBBM PT Pertamina Sibolga untuk memasarkan atau mendistribusikan kembali BBM jenis premium ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Sibolga dan Tapteng.
“Premium sangat sulit diperoleh, padahal masih sangat dibutuhkan nelayan dengan kapal botany. Bahan bakarnya itu premium,” ungkap Wakil Ketua MPC PP Sibolga, Mudin Pasaribu didampingi Ketua PAC Sibolga Utara, Natalisman Simanullang, Kamis (27/7/2017), malam.
Pihaknya menerima informasi, ketiadaan premium karena pihak TBBM PT Pertamina Sibolga tidak lagi mendistribusikannya, sementara itu di beberapa tempat pedagang BBM enceran di pinggir jalan, premium masih ada.
“Kita sudah mempertanyakan itu kepada pedagang BBM eceran, dari mana mereka mendapatkannya, namun tidak ada pedagang yang berani menjawab, sehingga timbul kecurigaan kami bahwa premium itu beredar di pasar gelap,” tegas Mudin.
Ketua PAC Sibolga Utara Natalisman Simanullang, menambahkan, pada Kamis (27/7/2017) sore, mereka mendatangi TBBM PT Pertamina Sibolga, untuk meminta penjelasan langsung dari pihak Pertamina.
“Sekaligus kita meminta agar tahun ini juga TBBM PT Pertamina Sibolga, kembali mendistribusikan premium khusus untuk nelayan, boleh ke SPBU atau ke agen penyaluran resmi yang lain,” tegasnya.
Akibat premium menghilang dari peredaran, pengusaha perikanan dan nelayan bagan pancang tidak mampu beroperasi maksimal.
“Biasanya, kami membutuhkan minimal 35 liter premium perhari untuk mendukung akitifitas melaut, sejak premium menghilang, operasional terpaksa kami hentikan,” tukasnya.
Sementara itu, Sales Executive Retail V TBBM Pertamina Sibolga, Zul firman, menyampaikan, pihaknya mengakomodir masukan dari Ormas MPC PP Sibolga.
“Kami akan mencoba mendistribusikan premium kepada nelayan, tentunya melalui agen kami semisal, SPBN yang ada di Sibolga. Hendaknya, dikumpulkan dulu data nelayannya, sehingga bisa direalisasikan secepatnya,” ucap Zul Firman.
Pihaknya akan menunggu data riil dari lapangan, sehingga kuotanya dapat ditentukan. Jika datanya sudah valid, maka premium dapat disalurkan, diharapkan premium ini disalurkan untuk nelayan.
Dia menambahkan, misalnya bila seorang nelayan butuh 35 liter premium per hari, jika ada 1.000 nelayan, dikali 30 hari, berarti kuota premiumnya lebih kurang 50 ton.
“Namun itu masih perhitungan sementara, kita akan minta data riilnya dulu. Distribusi premium akan plot ke SPBN,” sebutnya.
Sementara, premium untuk masyarakat umum, pihaknya akan mencoba mengundang pengusaha SPBU agar berkenan menambah tangki di SPBU-nya.
“Jika mereka tidak berkenan dengan alasan biaya, maka harus ada pilihan, tetap menjual pertalite atau diganti dengan premium,” imbuhnya.