Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis-Medan. Satelit Terra, Aqua dan SNNP pada catalog MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) LAPAN mendeteksi terjadi peningkatan jumlah hotspot (titik panas) dari kebakaran hutan dan lahan di wilayah Indonesia.
Satelit mendeteksi, terdapat sebaran hingga 239 hotspot di Indonesia pada Minggu (30/7/2017) pagi, dan yang terbanyak terdapat di Kalimantan Barat, NTT, dan Aceh.
"Meningkatnya intensitas cuaca kering selama musim kemarau juga telah meningkatkan jumlah hotspot," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Sutopo menjabarkan, jumlah hotspot terbanyak terdapat di Kalimantan Barat 126, NTT 42, Kalimantan Utara 35, Kalimantan Timur 10, Kalimantan Selatan 5, Maluku 4, Riau 1, Kalimantan Tengah 1, Jawa Tengah 2, Jawa Timur 2, Sulawesi Selatan 5, Sumatera Selatan 2, NTB 1, Sulawesi Tengah 1, dan Babel 1. Jumlah hotspot ini kata dia, terus meningkat dalam kurun waktu seminggu terakhir.
Sutopo menjelaskan, sebagian besar lahan yang terbakar adalah lahan gambut. Pembukaan lahan dengan cara membakar masih banyak dilakukan, meski larangan, himbauan dan patroli ke pelosok sudah sering dilakukan, namun kenyataannya masih banyak pembakaran hutan dan lahan.
"Puncak kemarau diperkirakan berlangsung hingga September mendatang, sehingga ancaman kebakaran hutan dan lahan dapat meningkat. Jadi perlu partisipasi semua pihak untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan," pungkasnya.