Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para menteri untuk membahas Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Menurut Jokowi kebijakan soal TKDN masih bersifat normatif, bukanlah strategis. Sehingga perkembangannya juga tidak signifikan.
Demikianlah disampaikan Jokowi ketika membuka rapat kabinet terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (1/8).
Jokowi menuturkan, persoalan yang sama sebenarnya sudah dibahas 23 Februari 2016 lalu. Di mana arahannya adalah penguatan industri nasional serta membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas.
"Saya minta agar TKDN harus ditempatkan sebagai kebijakan strategis yang harus di jalankan secara konsisten bukan sekedar kebijakan teknis administratif yang diperlukan dalam perlengkapan syarat yang diperlukan dalam proses pengadaan barang dan jasa," jelasnya.
Baik perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kata Jokowi hanya gunakan TKDN sebagai pelengkap syarat dalam berbagai proyek. Tidak ada upaya lebih jauh untuk TKDN bisa berkembang.
"Ini tolong digarisbawahi, karena saya lihat sekadar kebijakan teknis administratif yang diperlukan sebagai pelengkap syarat dalam pengadaan jasa itu saya lihat di Kementerian, BUMN ataupun lembaga," tegasnya.
Para produsen lokal harusnya bisa dibantu agar bisa menyamai kualitas internasional. Jokowi ingatkan BUMN agar mampu menjalankan fungsi tersebut.
"Saya masih melihat, saya ulangi di BUMN-BUMN terutama yang gede-gede masih banyak yang belum melihat TKDN ini," imbuhnya.
Jokowi menegaskan, dengan pengembangan TKDN maka bisa mengurangi ketergantungan soal impor.
"Jadi tolong digarisbawahi konsistensi kita dalam menjalankan kebijakan TKDN ini bukan hanya penting untuk mengurangi ketergantungan pada produk-produk impor tapi bisa juga mendorong masuknya investasi di sektor industri subtitusi impor ini penting sekali," papar Jokowi.
"Saya ingatkan memperkuat terjadinya transfer teknologi, menghidupkan industri pendukung bahkan energi baru membuka lapangan pekerjaan dan muara akhirnya adalah pergerakan roda perekonomian nasional kita," ungkapnya. (dtf)