Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) terus menunjukkan pelemahan. Apalagi bergulirnya perkara yang menimpa anak usahanya PT Indo Beras Unggul (IBU) memasuki babak baru, yakni Direktur Utama PT IBU ditetapkan sebagai tersangka.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menilai, secara jangka pendek dan menengah saham AISA masih akan menunjukkan pelemahan. Sebab kasusnya masih terus bergulir.
"Kalau kita melihat jangka pendek dan menengah pasti negatif untuk pergerakan saham AISA. Mereka akan kena image-nya, di mana mungkin sebagian dari konsumen menghindari produk mereka," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (2/8/2017).
Kendati begitu menurut Nico saham AISA masih menarik untuk investasi secara jangka panjang. Apalagi valuasi saham AISA terus menurun, sehingga semakin menarik untuk masuk.
"Tapi kalau kita melihat valuasi saham terhadap harganya mulai makin murah. Jadi PE (price earning) ratio-nya sudah di bawah 10 kali. Saya pikir orang-orang yang suka valuasi murah mungkin mulai masuk ke saham ini, dalam jangka panjang. Tapi untuk short term dan medium term agak negatif, tapi long term saya pikir positif," imbuhnya.
Saham AISA hari ini ditutup melemah 55 poin atau 4,26% ke level Rp 1.235. Saham AISA hari ini bergerak dalam rentang Rp 1.180 sampai dengan Rp 1.300 per saham.
Menurut Nico, jika saham AISA turun lagi ke level di bawah Rp 1.000, maka sahamnya akan menarik untuk dibeli. Sementara bagi pelaku pasar yang sedang nyangkut di saham AISA Nico menyarankan untuk menahan diri.
Menurutnya AISA masih memiliki prospek bisnis yang cerah. Beras yang menjadi bisnis utamanya merupakan produk yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat, jadi bisnisnya pasti akan berjalan. Namun mereka harus mengkalrifikasi tentang kasus yang menimpa anak usahanya itu.
"Mereka harus mengkalirifikasi apa yang terjadi, kalau orang sudah mengerti apa yang sebetulnya terjadi. Karena kita sebetulnya enggak tahu kesalahannya di mananya? apakah ada oknum tertentu atau bagaimana, no body knows. Tapi long term saya tetap optimis dengan saham ini," tukasnya. (dtf)