Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Moskow. Indonesia merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengajak para pengusaha Rusia untuk berinvestasi di sektor kelapa sawit Indonesia.
Ajakan Enggar itu disampaikan dalam Business Forum Indonesia-Rusia on Palm Oil yang digelar di Hotel Mercure Paveletskaya Moskow, Rabu (3/8/2017). Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus M Wahid Supriyadi juga hadir dalam forum bisnis ini.
Forum bisnis ini digelar mendahului Festival Indonesia yang akan digelar di Hermitage Garden pada 4-6 Agustus besok. Para pengusaha Rusia dan Indonesia hadir dalam forum bisnis ini.
Dalam forum ini, Enggar menyebut Rusia sebagai negara pengimpor pertanian terbesar dunia, termasuk minyak kelapa sawit.
"Rusia membeli hampir sebesar US$ 300 juta minyak kelapa sawit dari seluruh dunia. Dan Indonesia merupakan supplier terbesar minyak kelapa sawit ke Rusia," terang Enggar.
Sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar dunia, Indonesia menghadapi persaingan ketat dengan negara-negara Eropa. Muncul keluhan soal deforestasi.
"Padahal minyak kelapa sawit jauh lebih sedikit penggunaan hutannya dibandingkan dengan vegetable oil. Bisa saling melengkapi," jelas Enggartiasto.
Pemerintah Indonesia menjamin sustainability dalam sektor kelapa sawit. "Kami produsen terbesar di dunia, maka hasilnya pun, the best in the world, terbaik di dunia. Pemerintah menjamin itu," tegas Enggartiasto.
Produksi minyak kelapa sawit Indonesia, sebut Enggartiasto, telah melewati seluruh proses, dari kesehatan, higienis, dan kebersihan.
"Untuk itu kami mengundang, seeing is believing, mengundang para pengusaha untuk melihat sendiri bagaimana proses kelapa sawit itu. Bagaimana penanamannya, pengambilannya. Bagaimana hygiene-nya. Bagaimana kesehatannya, kebersihannya, kami undang," ajak Enggartiasto kepada pengusaha Rusia.
"Pemerintah memberikan pengawasan sangat serius. Kami tidak mau ada risiko sedikitpun untuk kesehatan, untuk kebersihan. Saya periksa beberapa pabrik-pabrik. Sebagai Menteri Perdagangan, saya harus yakin apa yang saya jual. Kita menjamin dan jangan ada kekhawatiran," tandasnya.
Dalam forum yang sama, Dubes Wahid juga berusaha meyakinkan para pengusaha Rusia untuk meningkatkan kerja sama. Terlebih hubungan kedua negara semakin meningkat setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sochi tahun 2016 lalu. Nilai perdagangan kedua negara pun meningkat 33,4 persen.
"Ini sinyal positif setelah kunjungan Presiden Jokowi ke Sochi tahun lalu. Ini adalah suatu era keemasan hubungan Indonesia-Rusia," sebutnya. (dtf)