Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pemerintah mendorong setiap daerah memanfaatkan sumber energi primer yang ada di masing-masing wilayahnya. Hal tersebut dapat dilakukan sebagai percepatan elektrifikasi daerah.
Dalam pengelolaannya, penyedia listrik wajib mengajukan izin kepada pemerintah. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, menegaskan izin diperlukan sebagai pengawasan terkait tarif listrik.
"Jadi sekarang pemerintah memutuskan wilayah yang mau membangun listrik mandiri, enggak usah tergantung PLN boleh, tinggal minta izin saja. Kenapa izin? Pemerintah yang mutusin tarifnya, agar tidak terlalu tinggi," kata Jonan saat mengisi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kartasura, Sukoharjo, Sabtu (5/8).
Dia menjelaskan, apapun sumber energinya, penyedia listrik harus mampu memberikan tarif yang kompetitif. Menurutnya, jenis energi bukanlah yang paling penting bagi masyarakat.
"Rakyat enggak mau tahu bahannya apa, yang penting harganya murah. Walaupun menggunakan tenaga surya, biomassa, biotermal, harga pembeliannya harus bisa kompetitif dengan yang menggunakan energi primer hidrokarbon seperti batubara, gas alam, solar diesel dan sebagainya," ujarnya.
Saat ini, menurutnya ada dua sumber energi primer yang dapat dimanfaatkan oleh daerah-daerah di Indonesia, yakni dari sungai dan tenaga surya. Teknologi untuk kedua sumber tersebut paling mungkin untuk diterapkan.
"Dua ini kemungkinannya besar sekali. Karena teknologinya sudah tersedia dan harga relatif bisa terjangkau. Kalau ada sungai itu ya bikin paling minim pembangkit listrik tenaga air micro hydro atau mini hydro. Pakai panel surya untuk mengaliri listrik di rumah-rumah juga boleh," ujar dia.
"Kalau angin, tidak semua daerah mungkin bisa. Kalau Gunungkidul kan bisa. Mungkin kalau di Sukoharjo anginnya tidak terlalu besar. Tapi tergantung, kalau teknologinya berkembang terus mungkin harganya jauh lebih murah dan kekuatan anginnya tidak perlu yang besar," kata Jonan. (dtc)