Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyambut baik rencana pemerintah memberikan insentif berupa pembebasan Bea Masuk dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM) untuk mobil listrik.
Tapi insentif saja tak cukup. Infrastruktur untuk mobil listrik, misalnya stasiun pengisian listrik (charging station), harus disiapkan agar masyarakat mau beralih dari mobil konvensional ke mobil listrik.
"Kita perlu perhatikan sarana dan prasarananya mobil listrik juga," kata Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, Selasa (8/8).
Jika infrastrukturnya belum siap, masyarakat pasti enggan membeli mobil listrik sekalipun harganya kompetitif. Contoh sederhananya, kalau mobil listrik kehabisan daya di tengah jalan tentu sangat merepotkan karena belum ada charging station di Indonesia.
"Kalau mobil listrik, di garasi bisa charge baterai, tapi kalau di jalan habis bagaimana? Infrastrukturnya harus dikembangkan dulu," ucapnya.
Untuk mendorong masyarakat memakai mobil listrik, Jongkie menyarankan agar pertama-tama mobil hybrid dulu yang dikembangkan. Mobil hybrid bisa memakai bensin maupun listrik, jadi kalau baterainya habis masih bisa jalan dengan menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
Sambil membangun sarana dan prasarana mobil listrik, mobil hybrid dulu yang dipopulerkan. "Di negara-negara lain, hybrid dulu baru ke mobil listrik sambil disiapkan infrastrukturnya," pungkasnya. (dtf)