Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Simalungun. Petani jeruk di sentra produksi jeruk di Kecamatan Silimakuta,Purba dan Raya, Kabupaten Simalungun mengeluhkan turunnya harga jual di tingkat petani sejak Juli.
Harga jeruk saat ini untuk kualitas terbaik ditingkat petani hanya Rp 4.000/kg. Padahal, sebelumnya harga jeruk tidak pernah di bawah D Rp 5.000/kg.
"Dengan harga Rp 4.000/kg,untuk biaya produksi 1 hektar dengan produksi rata-rata 30 ton petani hanya mendapatkan hasil penjualan Rp 120 juta,sedangkan biaya produksi juga sekitar itu. Jadi hasil penjualan hanya bisa menutupi biaya produksi saja,” sebut Nekson Sembiring, petani jeruk di Desa Rakut Besi,Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Selasa (8/8/2017).
Menurunnya harga penjualan jeruk di tingkat petani,menurut Sembiring, sesuai informasi yang diperoleh dari para pengumpul jeruk, karena meningkatnya pasokan jeruk untuk wilayah Pulau Jawa dari Bali. Pada, selama ini produksi jeruk Simalungun merupakan salah satu pemasok ke Pulau Jawa.
Petani jeruk di Kecamatan Raya,Rudi Girsang juga mengeluhkan turunnya harga jeruk sejak sebulan belakangan ini,dan berharap pemerintah turun tangan mengatasinya.
“ Jika harga jeruk tidak segera normal,petani tidak akan menikmati hasil panen,karena hasil penjualan hanya mampu menutupi biaya produksi dengan kondisi harga jeruk saat ini tertinggi hanya Rp 4000 di tingkat petani,” tandas Rudi.
Kepala Dinas Pertanian Pemkab Simalungun,Jan Posman Purba, mengatakan,pihaknya memang sudah menerima keluhan dari para petani di sentra-sentra produksi jeruk, seperti di Silimakuta, Pamatang Silimakuta, Purba, Dolok Pardamean, Raya, dan Dolok Silou.
“ Memang penurunan harga pembelian jeruk di tingkat petani sudah banyak disampaikan petani melalui unit pelaksana tekhnis dinas (UPTD),di kecamatan,dan sejauh ini masih dilakukan pengkajian penyebabnya, apakah karena memang daya beli yang menurun atau sebab lain,” ujar Jan.
Penurunan harga jual jeruk di tingkat petani menurutnya sebenarnya sudah sering terjadi,apalagi jika penyebabnya daya beli yang rendah, biasanya dalam beberapa bulan akan kembali normal,sehingga petani diharapkannya tetap bersabar menunggu harga penjualan normal kembali.
Saat ini, di Kabupaten Simalungun, menurut Jan, terdapat 7.000 hektar luas tanaman jeruk produktif dengan jumlah tanaman jeruk 406.300 ,dan ribuan hektar dalam proses pengolahan untuk ditanami.