Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis angka pertumbuhan ekonomi nasional yakni 5,01%. Angka ini sama dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2017.
Direktur Utama PT Bank Mayapada Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengatakan, stagnannya pertumbuhan ekonomi ini juga bisa memberikan dampak positif jika semuanya dikelola dengan baik.
"Dengan pertumbuhan ekonomi yang stagnan, artinya semua berjalan tanpa pertumbuhan, sehingga sepanjang semua dikelola dengan baik maka tidak perlu ada kredit bermasalah dari sisi bank," kata Hariyono, Selasa (8/8).
Ia menambahkan, di sisi lain dana pihak ketiga bank juga melimpah karena tidak bisa disalurkan ke kredit sehingga cost of fund atau biaya dana bisa sedikit menurun.
"Namun juga ada risiko kredit bermasalah yang mengganggu profitabilitas bank karena bank harus menambah pencadangannya," ujar dia.
Kemudian Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengharapkan pertumbuhan ekonomi kuartal II bisa lebih tinggi.
"Karena ada lebaran, di mana permintaan barang dan jasa biasanya meningkat," ujar dia.
Dia menjelaskan, bank adalah lembaga yang mengikuti perdagangan atau follow the trade.
"Jadi kita bukan memikirkan bagaimana mendorong ekonomi, karena faktornya banyak misalnya daya beli harus naik, ekspor naik, kembangkan bisnis perkebunan dan pertambangan," ujar dia
Namun Jahja menjelaskan tugas bankir adalah jadi lembaga intermediasi yang baik dan menjaga bunga agar tidak terlalu tinggi serta bisa menjaga kualitas pinjaman dan menjaga sarana dan pra sarana payment sistem sehingga bisa memperlancar pertumbuhan ekonomi
Wakil Direktur Utama Panin Bank Roosniati Salihin mengatakan stagnannya ekonomi cukup terasa di perbankan.
"Kan sebagai lembaga intermediasi jika nasabah tidak meningkatkan produksi atau pengembangan maka bank juga susah untuk meningkatkan kinerjanya," ujar dia.
Roos menjelaskan struktur perekonomian baik namun dikhawatirkan permintaan ritel yang tidak menentu dan berkurangnya industri padat karya yang dapat berakibat pengangguran.
"Diharapkan peraturan pemerintah dapat sinkron dalam mendukung ekonomi kreatif yang sedang tumbuh, sehingga tidak hanya gebrakan-gebrakan yang tidak ada kelanjutannya apalagi membaik bagi industri yang cukup berdampak multiplier," jelas dia. (dtf)