Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Perbankan nasional membuka peluang untuk menurunkan suku bunga kreditnya. Sepeti misalnya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
Bank berplat merah ini membuka kemungkinan untuk menurunkan suku bunga kreditnya di semester II menyusul data-data makro perekonomian seperti inflasi masih terjaga.
"Saya kira potensinya ada. Kalau kita lihat sekarang kan inflasi rendah. Jadi ada dorongan ke suku bunga rendah," kata Direktur BRI Haru Koesmahargyo di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (9/8/2017).
Menurut Haru, penurunan suku bunga kredit sebenarnya juga menguntungkan bagi perbankan. Sebab dengan begitu akan memacu dunia usaha untuk menarik kredit dari perbankan.
"Jadi isu likuiditas tidak lagi tinggi. Tapi bagaimana kita menyalurkan pinjaman dengan potensi resiko yang rendah, NPL rendah," imbuhnya.
Menurut Haru, sebenarnya BRI sudah menurunkan suku bunga. Namun karena dilakukan secara bertahap seakan tidak terasa.
"Dari kuartal ke kuartal penurunannya ada. Misalnya dari 5% menjadi 4,9%. Tapi dari kuartal ke kuartal itu terjadi. Tapi tidak bisa langsung besar. Karena itu average kan. Kurang lebih setiap triwulan 0,1-0,5%," imbuhnya.
Dalam setahun ini, diperkirakan BRI bisa menurunkan suku bunga kreditnya hingga 40 basis point.
Selain BRI, PT Bank Centra Asia Tbk (BCA) juga mengkaji penurunan suku bunga kreditnya. Namun hal itu tergantung dari kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menentukan suku bunga acuan BI 7 days Repo Rate.
"Tetapi, kadang-kadang penurunan suku bunga acuan tidak langsung berhubungan dengan penurunan bunga di pasar," kata Wakil Presiden Direktur BCA, Eugene Keith Galbraith.
Menurutnya suku bunga BI 7 days Repo Rate yang saat ini berada di level 4,75% berpotensi untuk diturunkan. Sebab suku bunga acuan di Amerika Serikat Fed Rate hingga saat ini belum ada kenaikan.
"Suku bunga di luar negeri dikatakan akan naik, tetapi sampai sekarang tidak naik lagi. Ada ruang bagi BI untuk menurunkan bunga acuan," tukasnya. dtc