Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Solo. Sebuah patung setinggi 4 meter berdiri di depan Bumi Perkemahan Jurug, Jebres, Solo. Kondisinya terlihat rapuh. Bagian kakinya terkelupas hingga tampak besi yang ada di dalamnya.
Dilihat dari kondisinya, patung tersebut tak terawat. Bahkan orang pun mungkin enggan mendekatinya karena berada di tengah semak-semak. Mungkin juga khawatir tertimpa jika sewaktu-waktu patung itu roboh karena kondisinya yang rapuh.
Patung tersebut adalah tokoh kepanduan Indonesia, dr Moewardi. Kepanduan merupakan cikal bakal terbentuknya praja muda karana (Pramuka). Patung diresmikan 13 September 1988 oleh Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka saat itu, Mashudi.
Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan tidak hanya akan memperbaiki patung tersebut, namun akan menggantinya dengan patung yang lebih baik. Hal tersebut sebagai penghargaan terhadap dr Moewardi.
"Ini kan bukan BCB (benda cagar budaya), nanti biar dibikin yang lebih bagus. Bukan hanya patung, tahun ini akan kita bangun kawasan bumi perkemahan Jurug untuk public space baru di Solo," kata Rudy saat ditemui di kawasan bumi perkemahan Jurug, Senin (14/8).
Pada 1926, Moewardi membentuk Pandu Kebangsaan. Tahun 1928 organisasi tersebut menyatu dengan Indonesische Nationale Padvinders Organisatie (INPO) dan Pandu Pemuda Sumatra (PPS) hingga berubah nama menjadi Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI).
Tahun 1945, dalam Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Solo, Moewardi membentuk Pandu Rakyat Indonesia (PRI). Tahun 1947, PRI diakui menjadi satu-satunya organisasi kepanduan oleh Kementerian Pendidikan.
Moewardi sebagai Nama Rumah Sakit
Nama Moewardi sangat lekat di telinga wong Solo. Namanya digunakan sebagai nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berada di Jalan Kolonel Sutarto, Jebres, Solo.
Kasubag Pemasaran RSUD dr Moewardi, Anggita Pratami, menuturkan, nama tersebut diresmikan melalui keputusan Gubernur Jawa Tengah pada 1988. Penggunaan nama dilakukan untuk menghargai jasa-jasanya terhadap Indonesia, khususnya rumah sakit tempat ia bertugas dahulu.
"Tahun 1946 dr Moewardi ditugasi memindahkan Barisan Banteng dari Jakarta ke Solo akibat semakin memanasnya situasi politik di Jakarta. Sampai 1948, beliau hilang secara misterius saat bertugas di RS Jebres. Ada yang mengatakan diculik, ada yang mengatakan dibunuh," ungkapnya.
Mengenai kisah Moewardi ketika bertugas di RS Jebres, pihaknya mengaku belum menemukan referensi.
"Apalagi bangunan yang lama kan dirobohkan. Sekarang sudah tidak ada peninggalannya," ujarnya.
Tahun 1964, Moewardi ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui SK Presiden RI No 190 Tahun 1964. Kini patung Moewardi pun dibangun di taman RSUD dr Moewardi.
Sejarah juga mencatat peran penting Moewardi dalam kemerdekaan Indonesia. Dia adalah penanggung jawab keamanan saat proklamasi kemerdekaan RI dibacakan oleh Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No 56, Jakarta, pada 17 Agustus 1945. (dtc)