Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Dalam paparan kinerja Semester I-2017 hari ini, PT Pertamina (Persero) memperkenalkan 2 direktur yang baru dilantik pada 15 Agustus 2017 lalu, yaitu Direktur Megaproyek Pengolahan & Petrokimia Ardhy Mokobombang dan Direktur Perencanaan Investasi & Manajemen Risiko Gigih Prakoso.
Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik, menjelaskan bahwa ada beberapa perubahan yang dibuat pemerintah selaku pemegang saham. Selain mengganti Direktur Megaproyek Pengolahan & Petrokimia, ada penambahan 2 direktorat, yaitu Direktorat Perencanaan Investasi & Manajemen Risiko dan Direktorat Manajemen Aset.
"Ada beberapa perubahan sesuai keputusan pemegang saham kemarin. Ada pergantian direktur, yaitu Pak Ardhy Mokobambang yang sebelumnya SVP di ISC (Integrated Supply Chain). Pak Gigih sebelumnya SVP di pemasaran," kata Massa dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (16/8).
Pergantian direksi, menurutnya, adalah hal yang biasa saja. Massa bilang, tidak ada alasan khusus dalam pergantian direksi kali ini.
"Saya kira pergantian personil di 1 company biasa saja, sering terjadi," ujarnya.
Soal direktorat-direktorat baru, Massa menjelaskan bahwa Direktorat Manajemen Aset diperlukan untuk mengelola aset-aset non core Pertamina yang nilainya mencapai Rp 137 triliun. Aset non core tersebut diharapkan dapat dijadikan leverage untuk memperkuat modal Pertamina.
"Aset non core kita ada Rp 137 triliun kurang diberdayakan. Kalau ini dikelola dengan baik memberikan value creation pada Pertamina yang memang butuh capital besar. Kita berharap ini bisa menjadi tambahan capital ke depan," paparnya.
Sedangkan Direktorat Perencanaan Investasi & Manajemen dibuat agar investasi yang dilakukan Pertamina lebih terencana, risiko kerugian diminimalkan.
"Ini sangat dibutuhkan, perusahaan energi kalau enggak investasi, dia akan turun. Hidrokarbon itu akan habis. Jadi kita harus terus menerus investasi. Perlu pengendalian risiko yang lebih fokus, perencanaan harus lebih matang, pada saat yang sama bisa membuat planning yang lebih terintegrasi," tutupnya. (dtf)